"Oh iya bi, kami pesan 3 nasi kuning ya bi, kaya biasa," ucap Ana.
Seketika bi Ina mengerutkan keningnya, seakan ucapan Ana tadi ada sesuatu yang salah.
"Eh itu bi, 1 nya lagi ga pake ikan teri," kata ku menambahkan.
BACA JUGA:Presiden Peroleh Anugerah Gelar Adat di Talaud Sulut
BACA JUGA:Pelni Prediksi Puncak Kepadatan Penumpang Terjadi pada 7 Januari 2024
"Nahh iya itu, pantesan perasaan bibi kaya ada yang kurang, tunggu yaa," kata bi Ina.
Akupun mengangguk tersenyum.
"Siapa yang ga suka ikan teri, bukannya Ana suka ya?" Celetuk Elsa.
"Aku kan emang suka," jawab Ana.
BACA JUGA:KPU Ubah Metode Pemungutan Suara 4 Wilayah di Luar Negeri
BACA JUGA:Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara jadi Acuan Pembangunan IKN
"Oh iya sejak kapan kamu ga suka ikan teri?" Tanya Ana padaku.
"Iya sejak kapan?" Ucap Elsa menambahkan.
Aku sedikit kaget dengan pertanyaan yang mereka lontarkan, tapi kembali aku menormalkan ekspresi wajahku, aku tak habis pikir, bagaimana bisa mereka tak tau bahwa aku alergi dengan yang namanya ikan teri, seakan-akan aku dan mereka adalah orang yang baru dekat, seakan-akan aku dan mereka adalah orang yang baru kenal. Bahkan waktu aku pertama kali kenalan dengan mereka berdua di kelas 10 pun, aku sudah mengatakannya, jika aku alergi dengan ikan teri, terlebih lagi usia persahabatan kami sudah menginjak 2 tahun lebih, hampir 3 tahun karena saat ini kami berada di kelas 12 akhir. Aku ingin berpositif thinking mungkin karena aku yang sering memesan makanan, jadi mereka lupa atau....ntah lah rasanya otakku tak bisa berpikir jernih.
"Chan, chantikaaaa," kata Elsa nyaris sedikit berteriak.
BACA JUGA:Penyaluran KUR di Jambi Capai Rp4,1 Triliun