BACA JUGA:Lempar Handuk
Akupun tersadar.
"Ah iyaa, maaf," ucapku.
"Jangan ngelamun Chan," kata Ana menimpali.
Aku menunduk sekaligus mengangguk membenarkan ucapan Ana dan aku ingin menjelaskan kembali pada mereka terkait alergi ku yang bisa di katakan parah, karena jika aku memakannya, aku bisa sesak napas bahkan ruam-ruam merah akan bermunculan diseluruh tubuh ku. Aku kembali mendongak menatap mereka berdua, tapi seketika mulut ku kelu untuk berbicara, ku lihat mereka berdua lagi tertawa bersama melihat layar ponsel yang canggih itu. Kadang aku berpikir pernahkah ada maksud mereka ingin menanyakan kabar pada ku, atau perhatian kecil, tidak-tidak maksud ku memperhatikan ku sedikit saja walaupun itu hanya formalitas belaka.
BACA JUGA:Total 5,7 Kg Sabu Diamankan
BACA JUGA:Dua Pengedar Sabu Dicuduk Saat Transaksi
"Ini makanannya," kata bi Ina, menyadarkan ku dari lamunan yang kedua kalinya.
Selesai dari menghabiskan makanan pagi ini, aku malah berada di toko baju menemani Elsa dan Ana berbelanja, sejujurnya aku mengajak mereka bermain atau bersantai dan jajan di pinggir jalan atau nongkrong di angkringan sambil menikmati suasana, tapi seperti nya opini ku belum diterima oleh mereka.
"Chann, tolong pegangin baju yang ini," kata Elsa meneriaku.
"Punya ku juga ya channn," ucap Ana.
BACA JUGA:28 Kasus, 40 Tersangka, BNNP Ungkap kasus Narkotika Sepanjang 2023
BACA JUGA:Buru Orangtua Bayi
Aku pun memegang baju-baju yang mereka pilih, dan aku tak sengaja melihat baju yang sangat aku suka, tapi ketika aku melihat harganya membuat ku tak jadi membelinya, kurasa harga baju itu cukup untuk makan aku seminggu.
Tak terasa hari sudah menjelang sore, sebenarnya kami juga sudah makan siang di tempat rumah makan terdekat di sini, lagi dan lagi aku mengajak untuk melihat sunset di taman yang tak jauh dari kami berada, sembari menunggu Ana yang sedang memesan pop ice.
"Mau liat sunset ga El?" ujarku menanyai.