Semilir angin menyapa halus wajahku, ku lihat matahari tampak malu-malu menunjukkan sinarnya. Ntah mengapa rasanya aku sangat bersemangat menyambut pagi kali ini, mungkin karena ini hari libur di tambah lagi aku dan sahabatku berencana menghabiskan waktu seharian untuk bersenang-senang.
Tepat Pagi ini, aku datang ke rumh Ana, sesuai dengan janji yang sudah ditetapkan dan ketika aku sudah sampai, ternyata Elsa sudah lebih dulu datang sambil bersenda gurau di teras rumah bersama Ana.
"Eh maaf yaaa lama, Elsa udah datang dari tadi?" tanya ku. Mereka masih asik tertawa dengan benda pipih yang canggih itu. "Elsa, Ana. Maaf ya baru nyampe," ucapku sekali lagi.
Mungkin karena mereka keasyikan melihat sesuatu yang seru yang aku sendiri bahkan tak tau itu apa, tak ingin berpikir panjang. Aku pun menepuk pelan pundak mereka berdua, kompak mereka menoleh kearahku.
BACA JUGA:Soal Kejadian Kebakaran Tungku Smelter Morowali, Adian Desak Uang Duka Korban DIrealisasikan
BACA JUGA:Cak Imin Janji Akan berantas Mafia Solar dan Pupuk
"Maaf ya telatt, udah buat kalian berdua nunggu," kataku sambil tersenyum kikuk.
"Gapapaa kali," sahut Ana."Iya santai aja," ucap Elsa.
Kami bertiga pun berangkat untuk sarapan pagi terlebih dahulu di warung langganan tempat bi Ina.
"Chan, kaya biasa ya," kata Ana.
BACA JUGA:Tak Puas dengan Jawaban Bupati Anwar Sadat, Masyarakat Badang Akan Duduki Kantor Bupati
Aku mengangguk mengerti lalu bergegas beranjak dari duduk ku, tapi tiba-tiba saja sakit perutku kambuh lagi, mungkin karena ini hari pertama aku datang bulan, tepat saat aku ingin berbicara, Elsa sudah lebih dulu menyuarakan pikirannya.
"Kenapa Chan, kita udah laperr nih," kata Elsa.
"Iya Chan, masa iya waktu kita habis di makan pagi doang, kan ga lucuu," ucap Ana menambahi.