GAZA - Kabar duka datang dari Gaza. Dr. Marwan Sultan, direktur Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza, tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam rumahnya di Kota Gaza.
Tragisnya, istri dan lima anaknya juga ikut gugur dalam insiden tersebut. Serangan mematikan itu disebut menghantam tepat di kamar Dr. Sultan, tanpa merusak ruangan lain di rumahnya.
"Sebuah rudal F-16 mengenai langsung tempat beliau berada," ujar putrinya, Lubna al-Sultan, kepada kantor berita Associated Press.
"Ayah saya syahid di situ. Hanya kamarnya yang hancur, yang lain masih utuh," dilansir dari BBC.
BACA JUGA:Hasto Dituntut 7 Tahun Penjara
BACA JUGA:Asli ITB
Lubna menegaskan bahwa ayahnya bukan bagian dari kelompok manapun, hanya seorang dokter yang setia merawat pasien, bahkan selama perang.
Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengutuk keras serangan tersebut dan menyebut Dr. Sultan sebagai simbol pengabdian yang teguh di tengah krisis kemanusiaan.
Ia telah lama menjabat sebagai direktur Rumah Sakit Indonesia, yang sebelumnya juga dinyatakan keluar dari layanan akibat kerusakan parah setelah beberapa kali diserang.
Militer Israel mengklaim mereka menargetkan tokoh penting Hamas dan menyatakan masih meninjau kemungkinan korban sipil dalam serangan itu.
Meski begitu, PBB menyebut tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di Gaza Utara, dan menegaskan bahwa serangan terhadap infrastruktur medis bisa dikategorikan pelanggaran hukum internasional.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, serangan udara Israel juga menyasar tenda-tenda pengungsi di al-Mawasi, Khan Younis — yang sebelumnya ditetapkan sebagai zona aman oleh militer Israel.
Sedikitnya 5 orang tewas, termasuk anak-anak. Korban sedang tertidur ketika rudal menghantam sekitar pukul 00.40 waktu setempat.
“Saya keluar dan melihat tenda terbakar,” kata Tamam Abu Rizq kepada AFP. Maha Abu Rizq, anggota keluarga lain, bertanya pilu,