3. Dermabrasi
Prosedur ini dilakukan dengan cara mengikis lapisan teratas kulit menggunakan alat khusus, bertujuan untuk merangsang pertumbuhan kulit baru.
Cocok untuk bekas jerawat yang dalam atau parah. Efek samping yang umum termasuk kemerahan dan pembengkakan dalam beberapa hari pasca prosedur.
4. Teknik Punch
Untuk mengatasi bekas jerawat berupa lubang dalam, teknik punch menjadi metode yang efektif. Dokter akan mengangkat jaringan parut menggunakan alat berbentuk bulat kecil, kemudian menutup luka dengan jahitan atau cangkok kulit dari bagian tubuh lain seperti belakang telinga.
5. Subcision
Metode ini ditujukan untuk bekas jerawat yang membentuk kerutan atau lekukan. Dokter akan memisahkan jaringan parut dari lapisan kulit di atasnya, sehingga terjadi pembentukan kolagen baru yang akan mendorong kulit kembali rata.
Subcision biasanya dikombinasikan dengan perawatan lain seperti laser atau dermabrasi untuk hasil maksimal.
6. Krim Topikal Penghilang Bekas Jerawat
Selain tindakan medis, krim penghilang bekas jerawat juga dapat membantu, terutama untuk noda hitam atau hiperpigmentasi. Kandungan seperti asam salisilat, asam azelat, dan retinoid mampu mempercepat pergantian sel kulit.
Jika dibutuhkan, dokter bisa meresepkan krim dengan hydroquinone, namun penggunaannya harus diawasi secara ketat karena berisiko menimbulkan efek samping jika dipakai sembarangan.
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah bekas jerawat:
• Rajin mencuci wajah dua kali sehari dengan pembersih khusus untuk kulit berjerawat
• Gunakan produk nonkomedogenik dan bebas alkohol
• Hindari penggunaan scrub saat jerawat sedang aktif
• Aplikasikan tabir surya minimal SPF 30 setiap hari
• Jangan memencet jerawat