Penyakit ini memang jarang terjadi, namun dapat sangat berbahaya karena sistem pencernaan bayi belum cukup matang untuk mengolah spora tersebut.
BACA JUGA:Ricky Kambuaya Jadi Calon Kuat, Masuk Starting XI Timnas Lawan Arab Saudi dan Irak
BACA JUGA:Google Pixel 10 Series: Ponsel AI dengan Sentuhan Magnetis
Baik gula, madu, maupun gula aren pada dasarnya adalah sumber gula terkonsentrasi. Jika diberikan sejak dini, kebiasaan ini dapat membentuk kecenderungan bayi untuk menyukai rasa manis berlebihan.
Akibat jangka panjang yang mungkin muncul meliputi risiko obesitas, diabetes, hingga masalah gigi berlubang.
Sebagai gantinya, orang tua dapat memperkenalkan makanan bergizi alami ketika bayi memasuki usia enam bulan. Buah-buahan dengan rasa manis alami seperti pisang, apel, pepaya, mangga, dan pir menjadi pilihan yang baik karena sekaligus memberikan vitamin penting.
Sayuran dengan kandungan gizi tinggi juga dapat dipilih, terutama yang memiliki rasa lembut sehingga mudah diterima bayi.
BACA JUGA:Apple Watch Ultra 3: Fitur SOS Satelit, Baterai Tahan 90 Jam
BACA JUGA:Apple Siapkan Desain Ulang iPhone Hingga 2027
Biji-bijian seperti beras, gandum, suji, maupun gandum pecah yang dimasak hingga lunak dan dicampur dengan ASI atau susu formula dapat menjadi sumber energi sekaligus menambah variasi menu.
Kacang-kacangan dan lentil yang disajikan tanpa garam juga bermanfaat karena kaya protein dan zat besi.
Sumber lemak sehat seperti ghee, alpukat, atau bubuk kacang (dengan memperhatikan potensi alergi) dapat mendukung kebutuhan energi harian bayi.
Meskipun bagi lidah orang dewasa makanan tanpa tambahan garam atau gula terasa hambar, bagi bayi rasa tersebut justru sudah seimbang.
BACA JUGA:5 Cemilan Enak dan Aman untuk Penderita Diabetes
BACA JUGA:Bahan Alami Bikin Wajah Awet Muda
Tahap awal kehidupan ini sangat menentukan pembentukan sistem kekebalan tubuh, kesehatan organ, serta pola makan yang akan terbawa hingga dewasa.