Pola Makan Tinggi Lemak dan Gula Bisa Turunkan Kemampuan Otak, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Ilustrasi tiga wanita makan bersama -Pinterest @ aimgen2k-
JAMBIKORAN.COM – Pola makan sehari-hari ternyata tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik seperti risiko penyakit jantung dan stroke, tetapi juga berdampak pada fungsi otak dalam mengenali arah dan mengingat lokasi.
Penelitian terbaru dari Universitas Sydney menemukan bahwa konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan gula dapat menurunkan kemampuan otak dalam menavigasi lingkungan sekitar.
Temuan tersebut dipublikasikan dalam International Journal of Obesity, menambah bukti bahwa makanan cepat saji tak hanya memicu obesitas, tapi juga berpengaruh terhadap kemampuan kognitif.
Dalam penelitian yang dikutip dari Medical Daily, sebanyak 55 partisipan muda diminta untuk menavigasi labirin virtual berisi penanda visual guna menemukan peti harta karun tersembunyi.
BACA JUGA:Bayi Meninggal dalam Kandungan, RS Annisa Sebut Ada Kelainan pada Tali Pusar
BACA JUGA:Nyamar! Aksi Pencurian Kotak Amal di 2 Masjid Jambi Terekam CCTV, Pelaku Gunakan Kerudung Perempuan
Setiap peserta diberi enam kali kesempatan selama empat menit untuk menyelesaikan permainan. Jika gagal, lokasi sebenarnya ditunjukkan selama 10 detik. Pada percobaan terakhir, peti dihapus, dan peserta harus menandai posisi dari ingatan mereka untuk mengukur kemampuan spasial.
Selain pengujian navigasi, peneliti juga menilai pola makan melalui kuesioner dan melakukan tes memori kerja dengan latihan mengingat angka.
Hasilnya menunjukkan bahwa partisipan dengan pola makan tinggi lemak dan gula olahan memiliki kesulitan lebih besar dalam mengingat lokasi dibandingkan dengan mereka yang menerapkan pola makan seimbang.
Peneliti utama, Dr. Dominic Tran dari Departemen Psikologi Fakultas Sains Universitas Sydney, menjelaskan bahwa temuan ini menyoroti peran hippocampus, bagian otak yang berfungsi dalam navigasi spasial dan pembentukan memori.
BACA JUGA:Timnas Indonesia Mulai Latihan Perdana di Jeddah Jelang Laga Kontra Arab Saudi
Konsumsi berlebihan makanan cepat saji dapat menurunkan kinerja hippocampus sehingga individu menjadi kurang mampu mengenali arah, rute, atau lokasi tertentu.
Menurut Dominic, masa dewasa muda merupakan periode ketika fungsi otak berada pada puncaknya, namun kebiasaan makan yang buruk dapat mempercepat penurunan kemampuan kognitif. Meski begitu, ia menegaskan bahwa kondisi ini masih bisa diperbaiki.
“Kabar baiknya, perubahan pola makan yang lebih sehat dapat memulihkan fungsi hippocampus dan meningkatkan kemampuan otak dalam memproses informasi spasial,” ungkapnya.
Temuan ini menjadi peringatan penting bagi generasi muda untuk lebih memperhatikan pola makan, bukan hanya demi menjaga berat badan, tetapi juga untuk mempertahankan ketajaman fungsi otak di masa depan. (*)