Thrifting Digandrungi Gen Z, tapi Menkeu Purbaya Ingatkan Bahayanya

Minggu 26 Oct 2025 - 14:45 WIB
Reporter : Elisa Sakinah
Editor : Finarman

JAMBIKORAN.COM - Fenomena thrifting atau membeli pakaian bekas kini tengah digandrungi kalangan muda, khususnya Gen Z.

Tren ini dianggap ramah kantong sekaligus mendukung gaya hidup berkelanjutan.

Namun, di balik popularitasnya, aktivitas thrifting ternyata menyimpan sejumlah risiko baik dari sisi ekonomi nasional maupun kesehatan masyarakat.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan kebijakan larangan impor pakaian bekas atau balpres.

BACA JUGA:5 Momen Seru yang Pasti Terjadi Saat Traveling Bareng Sahabat

BACA JUGA:6 Fashion Item Wajib Dibawa Saat Traveling, Biar Tetap Stylish dan Nyaman!

Menurutnya, langkah ini diambil untuk menekan peredaran barang ilegal dan memperkuat industri tekstil serta UMKM dalam negeri.

“Sepertinya mereka sudah tahu, kita juga sudah tahu siapa saja pemasoknya. Kalau ada yang pernah impor balpres, akan kita blacklist, tidak boleh impor barang lagi,” ujar Purbaya di Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Meski demikian, Purbaya menegaskan kebijakan ini tidak akan mematikan pasar pakaian bekas di dalam negeri seperti Pasar Senen dan pusat thrifting lainnya.

Pemerintah berencana mengganti pasokan barang dengan produk lokal agar kegiatan jual beli tetap berjalan.

BACA JUGA:Rahasia Awet Muda: Ini Makanan yang Bikin Kulit Sehat dan Kencang

BACA JUGA:Cara Memutihkan Wajah dalam 1 Jam Secara Aman, Ini Langkah Efektifnya

Selain berdampak pada sektor ekonomi, kebijakan ini juga memiliki alasan kesehatan. Maraknya impor pakaian bekas dikhawatirkan membawa risiko penyebaran penyakit.

Mengutip hasil penelitian dari National Library of Medicine, sebuah studi terhadap 800 pakaian bekas di Teheran, Iran, menemukan 22 pakaian (2,7%) positif terkontaminasi parasit dan ektoparasit.

Kontaminasi tertinggi ditemukan pada pakaian pria, terutama jenis jeans.

Kategori :