Charlotte menegaskan bahwa memberi label makanan sebagai “baik” atau “buruk” dapat memengaruhi hubungan anak dengan makanan di kemudian hari.
BACA JUGA:Terima Tawaran Pertama Besiktas untuk Ter Stegen
BACA JUGA:Gasak Rp170 Juta, Tiga Perampok Bertopeng Ditangkap Polisi
Ia menyarankan agar orang tua bersikap netral dan menghindari penggunaan hadiah atau hukuman. Sebaliknya, tekankan konsep keseimbangan, variasi, dan moderasi.
Orang tua dapat menjadi contoh dengan menunjukkan pola makan yang seimbang tanpa mempermalukan jenis makanan tertentu.
3. Menciptakan suasana makan yang menyenangkan
Pengalaman makan yang nyaman dapat membantu anak lebih terbuka terhadap makanan yang disajikan. Suasana makan yang hangat membuat anak lebih mudah duduk bersama tanpa merasa tertekan.
BACA JUGA:Upaya Praperadilan Ditolak, Status Tersangka PETI Tetap Berlaku
BACA JUGA:Roy Suryo CS Walk Out dari Audiensi
Charlotte menyarankan agar waktu makan tidak sepenuhnya berfokus pada makanan. Mengajak anak mengobrol dapat membuat suasana lebih rileks dan menyenangkan.
4. Memahami perubahan nafsu makan anak
Memasuki usia satu tahun, laju pertumbuhan anak biasanya mulai melambat, sehingga nafsu makan mereka juga dapat menurun. Charlotte menjelaskan bahwa naik-turunnya selera makan adalah hal normal, mirip dengan orang dewasa.
Orang tua dianjurkan menerapkan pola pemberian makan responsif, yaitu memberikan struktur waktu makan seperti sarapan, makan siang, dan makan malam.
BACA JUGA:Wakapolri Akui Respons Polisi Lambat
BACA JUGA:Air Jernih
Lalu membiarkan anak menentukan seberapa banyak ia ingin makan. Selama anak aktif dan tumbuh normal, kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan.