Tim Pemenang Nasional AMIN menilai bahwa tidak diperlukan adanya pengubahan format debat capres dan cawapres sesuai permintaan dari Presiden Jokowi karena tidak adanya serangan personal.
"Saya kira permintaan Presiden Jokowi tidak perlu, karena sebenarnya tidak ada serangan yang bersifat pribadi yang dilemparkan oleh capres Anies Baswedan," kata Sulfikar dalam keterangan tertulis, Selasa 9 Januari 2024.
Menurut Sulfikar, data yang diungkap oleh Anies Baswedan terkait dengan kepemilikan tanah Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus capres nomor urut dua Prabowo Subianto adalah fakta yang relevan untuk diangkat, mengingat Prabowo merupakan pejabat public
BACA JUGA:Jokowi Justru Temui Presiden Philipina dan Tak Hadiri HUT PDI-P Hari Ini
BACA JUGA:Ragam Promo Menarik di Minggu Ceria Bersama Honda Sinsen
"Ini juga berlaku dengan fakta tentang PT TMI yang melibatkan orang-orang dekat Prabowo. Semua informasi ini perlu diketahui oleh publik karena ini adalah refleksi dari tata kelola Kemenhan yang sarat dengan conflict of interest," jelas Sulfikar.
Di sisi lain, Sulfikar justru memandang serangan bersifat personal justru datang dari Prabowo ke Anies Baswedan. Tepatnya saat Prabowo mengolok-olok Anies dengan panggilan 'profesor' dan 'omon-omon' dalam debat capres.
"Begitu juga ketika Prabowo menghakimi Anies sebagai orang yang tidak beretika, padahal justru beliau yang menunjukkan perilaku yang beretika," ujar Sulfikar.
BACA JUGA:Masih di Luar Kota? Ini Dia Cara Ajukan Pindah Tempat Memilih Pada Pemilu 2024
BACA JUGA:Pembunuh Adik Bupati Muratara Minta Maaf
Intinya, lanjut Sulfikar, format debat capres-cawapres 2024 yang ada saat ini tidak perlu diubah sesuai permintaan Jokowi. Menurutnya, publik yang berhak menilai jika ada serangan yang bersifat personal ke salah satu capres atau cawapres(*)