Laporan bertajuk Shoppertainment 2024: The Future of Consumer & Commerce here in APAC ini diharapkan dapat membantu brand lokal dalam mempersiapkan strategi pemasaran di TikTok tahun ini, dengan menerapkan pendekatan berbasis entertainment first, commerce later, atau yang biasa disebut Shoppertainment.
Percaya pada intuisi sebelum memilih brand atau produk
Terdapat sejumlah perubahan tren perilaku konsumen di Asia Pasifik, termasuk di Indonesia.
Hanya 41% konsumen di Indonesia yang terpengaruh oleh konten promosi sebelum memutuskan untuk membeli. Kini, mereka lebih mempercayai intuisi saat menentukan apakah produk itu cocok dengan mereka atau tidak, tanpa perlu mencari informasi lebih lanjut.
Laporan ini menunjukkan, konsumen di Indonesia lebih mungkin 2 kali lipat untuk membuat keputusan belanja secara intuitif, dibandingkan mereka yang jarang belanja di platform sosial atau hiburan.
BACA JUGA:Mantap! Mulai Sekarang Aplikasi GoPay Bisa Nabung Mulai Dari Rp1 Lewat GoPay Tabungan By Jago
BACA JUGA:Setelah Mahfud Md Mundur, PDIP Tantang Prabowo Mundur Dari Kabinet Jokowi
Dari segi konten, konsumen di Indonesia lebih menyukai konten video yang memiliki tingkat relevansi dan autentik yang tinggi dengan kehidupan mereka (Relatable Realism).
Video yang memperlihatkan kualitas produk secara nyata, memperbolehkan audiens untuk melihat produk tersebut dari berbagai angle, justru lebih disenangi oleh konsumen.
Interaksi antar konsumen ikut jadi penentu
Sebanyak 45% konsumen di Indonesia ternyata dipengaruhi oleh komunitas konten (content community). Mereka cenderung merayakan dan membagikan brand maupun produk yang mereka sukai atau mereka lihat, mewujudkan semangat "gotong royong" khas Indonesia untuk membantu satu sama lain (Alturistic Sharings).
Selain itu, 81% konsumen Indonesia membuat konten dengan cara yang 'mengalir' atau interaktif dengan mengikuti tren dari para kreator, serta mendorong pengguna lainnya agar berkontribusi di kolom komentar, like, dan lainnya.(*)