SUNGAIPENUH – Kabag Ops Polres Kerinci, AKP Sampe Nababan, mengalami luka dibagian kepala. Dia terkena lemparan batu saat aksi ratusan mahasiswa pada momen peripurna peringatan HUT Kota Sungai Penuh di gedung DPRD Kota Sungai Penuh.
Aksi yang awalnya damai, namun berujung ricuh. Mahasiswa dan aparat yang siaga terlibat saling dorong hingga lemparan batu, mewarnai aksi yang berjarak sekitar 100 meter dari Gedung DPRD Kota Sungai Penuh, Kecamatan, Hamparan Rawang.
Aksi mahasiswa yang terdiri dari HMI, PMII, KAMMI dan IMM telah berlangsung sejak pukul 11.00 WIB pagi hingga sore hari, Rabu (8/11). Saat paripurna berlangsung aksi mahasiswa tidak terjadi keributan hanya terhalang aparat yang siaga.
Kericuhan antara mahasiswa dan aparat justru terjadi setelah sidang paripurna dalam rangka HUT Kota Sungai Penuh telah selesai dan bubar. Rombongan Wali Kota Sungai Penuh dan Wakil Gubernur, serta rombongan telah meninggal gedung.
Masih pantauan di lapangan, bahwa antara mahasiswa dan aparat kepolisian juga terjadi bentrok dan lemparan batu, belum diketahui siapa yang melempar batu.
Akibat lemparan batu Kabag Ops Polres Kerinci, AKP Sampe Nababan, mengalami luka dibagian kepala. Sejumlah mahasiswa juga terlihat diamankan oleh aparat kepolisian.
Salah seorang anggota Polres Kerinci membenarkan bahwa Kabag Ops polres Kerinci terkena lemparan batu dan luka di bagian kepala. "Ya, Kabag ops luka di kepala terkena lemparan batu," kata salah seorang anggota Polres Kerinci.
Ratusan mahasiswa melakukan aksi dalam rangka mengevaluasi kinerja Wali Kota Sungai Penuh. Mahasiswa menuntut Pemerintah Kota Sungai Penuh mulai dari permasalahan sampah, masalah jalan rusak hingga masalah sewa rumah pribadi yang dijadikan rumah Dinas Wali Kota, Wakil Wali Kota dan Sekda Kota Sungai Penuh.
“Mewakili teman semua, kami meminta kepada Pemerintah Kota Sungai Penuh untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi Kota Sungai Penuh,” kata Korlap Aksi Satrio Ekten.
Ketua Umum HMI Cabang Kerinci Sungai Penuh,
mengatakan aksi ricuh belum diketahui siapa yang memulai. Aksi tersebut juga membuat empat orang kader HMI harus mendapat perawatan karena alami luka ringan.
"Yang terluka sudah melakukan visum," katanya.
Dia menjelaskan, ada beberapa tuntutan mahasiswa dalam aksi. Pertama, minta agar usut tuntas permasalahan sampah Kota Sungai Penuh yang meresahkan masyarakat TPS 3R dan TPA, kemudian mahasiswa juga meminta Kejari untuk menyelesaikan kasus secara konkret dan profesional.
Selanjutnya, penegasan penempatan parkir karena masih banyak ditemukan parkir liar dan tarif yang tidak sesuai dengan Perda Kota Sungai Penuh nomor 2 tahun 2016 5 peningkatan pelayanan rumah sakit.
Mahasiswa juga minta dewan usut tuntas permasalahan Rumah Sakit A. Bakri, kemudian menilai tindakan dari razia yang dinilai tidak lagi menertibkan tetapi sudah meresahkan masyarakat dan tidak sesuai dengan PP nomor 80 tahun 2012 serta mempertanyakan kapan penertiban pada tempat hiburan. (sap/ira)
Kategori :