Luis Enrique: PSG Tak Layak Menang Di Piala Super Eropa

Pelatih Paris Saint-Germain Luis Enrique. -ANTARA/X/PSG_Inside-Jambi Independent

Jakarta – Pelatih Paris Saint-Germain (PSG), Luis Enrique, mengakui bahwa timnya sebetulnya tidak pantas meraih kemenangan atas Tottenham Hotspur di ajang Piala Super UEFA 2025, meski akhirnya keluar sebagai juara lewat adu penalti.

“Selama 80 menit pertandingan, kami tidak layak menang. Tottenham tampil lebih baik dan pantas mendapatkan hasil itu,” ujar Enrique dalam wawancara yang dikutip dari TNT Sports. “Kami sangat beruntung bisa menyamakan skor dalam 10 menit terakhir.”

Enrique juga menyoroti perbedaan kebugaran fisik antara kedua tim. Tottenham disebutnya lebih siap karena sudah menjalani pramusim selama enam pekan. Sementara itu, PSG baru memulai latihan enam hari sebelumnya usai tampil di final Piala Dunia Antarklub.

Meski tampil kurang meyakinkan selama sebagian besar pertandingan, PSG berhasil bangkit secara dramatis. Dua gol cepat dari Lee Kang-in dan Gonçalo Ramos di penghujung laga membuat skor menjadi imbang 2-2, memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak adu penalti. Nuno Mendes kemudian menjadi penentu kemenangan dengan eksekusinya yang sempurna.

BACA JUGA:LSF Tegaskan ''Merah Putih One For All'' Lolos Sensor Tanpa Pelanggaran

BACA JUGA:Teater Koma Angkat Isu Kemanusiaan dan AI, Dalam Pementasan ''Mencari Semar''

Namun Enrique menolak larut dalam euforia. Ia menegaskan bahwa hasil akhir tak selalu mencerminkan performa di lapangan.

“Sepak bola terkadang memang tidak adil,” katanya.

Salah satu catatan penting dari pertandingan tersebut adalah debut kiper muda Lucas Chevalier, yang dipercaya menggantikan Gianluigi Donnarumma. Meski sempat melakukan kesalahan pada gol kedua Tottenham, Chevalier berhasil menebusnya dengan menyelamatkan penalti dari Micky van de Ven.

“Dia menunjukkan karakter luar biasa. Di klub seperti PSG, tekanan sangat besar, jadi ini pengalaman penting baginya,” tutur Enrique.

Gelandang PSG, Vitinha, turut mengapresiasi semangat tim dalam menghadapi tekanan adu penalti.

“Beginilah tim bekerja. Ketika satu pemain gagal, yang lain datang membantu,” ujar Vitinha. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan