Infeksi bakteri Staphylococcus aureus akibat resisten terhadap antibiotik metisilin telah di jelaskan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
RSUP dr. M. Djamil Padang meluncurkan inovasi terbarunya, yakni panel deteksi cepat Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) berbasis molekuler.
Alat deteksi cepat ini hasil kolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dan mitra bisnis PT Crown Technologi Indonesia.
Fungsi alat ini untuk mendeteksi MRSA, yakni infeksi bakteri Staphylococcus aureus yang telah resisten terhadap antibiotik metisilin, menjadi lebih singkat dari 3-5 hari menjadi 3-4 jam.
BACA JUGA:Diet Vegan Ternyata Atasi Masalah Susah Tidur, Ini Daftar Menunya
BACA JUGA:Waspada! Asupan Gula Berlebih Bisa Berdampak pada Gangguan Kecemasan
Selain itu, hasil deteksi juga akurat dengan tingkat akurasi 97,5%, sensitivitas 95%, dan spesifisitas 100%.
Budi menyamppaikan bahwa keberadaan alat tes diagnosis cepat tersebut sangat dibutuhkan.
Apalagi, infeksi bakteri merupakan salah satu penyebab penyakit dengan kematian terbanyak di Indonesia.
“Bayi kita paling banyak meninggal karena pneumonia dan diare, itu patogen juga penyebabnya.
Sementara untuk orang-orang usia lanjut itu karena sepsis,” ujar Budi dalam keterangan resmi Kemenkes.
BACA JUGA:Peneliti: Obat Minyak Zaitun Berpotensi Mengobati Kanker Otak yang Mematikan
BACA JUGA:Manfaat Luar Biasa Buah Mulberry untuk Kesehatan Anda
Maka dari itu, Budi berharap hadirnya alat tes berbasis molekuler tersebut akan memberikan kontribusi signifikan dalam mencegah bakteri-bakteri yang telah resisten terhadap antibiotik berkembang dan menyebar luas.
“Panel deteksi cepat MRSA berbasis molekuler sangat penting untuk mendeteksi bakteri-bakteri yang dicurigai telah resistensi. Selain itu, hasil dari riset ini adalah salah satu bukti kongkrit manfaat sinergi dan kolaborasi rumah sakit dan perguruan tinggi yang terjalin dengan baik,” ujar Menkes Budi.