Jakarta - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyinggung soal kemampuan APBN untuk membiayai program makan siang gratis yang dijanjikan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan pasangannya, Gibran Rakabuming Raka.
JK bilang, APBN saat ini sudah ngos-ngosan membiayai pengeluaran rutin negara.
Terlebih cicilan utang pemerintah plus bunga yang harus dibayar juga terus mengalami lonjakan.
"Kita menghadapi tantangan, kita banyak utang lebih Rp 8.000 triliun, utang BUMN kurang lebih Rp 3.000-4.000 triliun. Jadi Rp 11.000-12.000 triliun. Bunganya saja, cicilannya kira-kira Rp 6.000 triliun," ujar JK dalam acara Election Talks #4 di kampus FISIP UI, Depok, yang disiarkan secara live streaming dikutip pada Sabtu 9 Maret 2024.
BACA JUGA:Dendam Lama, Pria di OKI Tewas di Resepsi Pernikahan
BACA JUGA:Polres Batanghari Gelar Jumat Curhat dengan Masyarakat
Dengan ruang fiskal yang sudah menyempit karena terbebani cicilan utang dan beban bunga, APBN juga harus membiayai berbagai macam subsidi.
"Mana lagi subsidi BBM, subsidi listrik, belum lagi bansos yang Rp 500 triliun, belum lagi makan siang Rp 400 triliun, belum lagi untuk pendidikan 20 persen. Kalau ditotal ini bisa 4.000 triliun," beber JK.
Dia berujar, pendapatan negara yang ada saat ini belum bisa mengakomodir pengeluaran-pengeluaran tersebut. Karena selalu defisit, otomatis kekurangannya ditambal dengan penerbitan utang baru.
Utang pemerintah pun diperkirakan akan kembali mengalami lonjakan bila ada program yang butuh anggaran fantastis, selama pemerintah belum bisa memperluas penerimaan negara.
BACA JUGA:4 Pengunjung Positif Narkoba, Pada Operasi Pekat 2024
BACA JUGA:Tips Jogging yang Baik, Untuk Hasil Maksimal
"Pendapatan negara cuma Rp 2.800 triliun. Kita defisit Rp 2.000 triliun. Siapa yang bayar itu? Ya kita semuanya bersama-sama. Kalau tidak diselesaikan maka bagaimana menghadapinya," ucap JK.
"Pemerintah yang akan datang harus punya keberanian. Kalau dia kacau pemerintahan yang akan datang, maka semuanya akan kena. Jadi semuanya akan sulit," sambung JK.
Wanti-wanti Bank Dunia Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen menilai Program Makan Siang Gratis perlu direncanakan dengan matang, khususnya pada aspek anggaran.