TANJAB BARAT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanjungjabung Barat (Tanjab Barat) mencatat ribuan kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi sejak Januari hingga Oktober 2023.
Hal itu diungkapkan Sekretaris BPBD Tanjab Barat, Gusrizwan Rizal menyampaikan, data yang diterima dilapangan yang terbakar sejak Januari hingga Oktober 2023 seluas 48.63 Hektar.
Dia menyebut, yang paling sering terjadi Karhutla di Kabupaten Tanjab Barat di Kecamatan Renahmendaluh dan Kecamatan Batangasam.
Menurutnya, paling banyak terbakar di Kabupaten Tanjab Barat adalah dilahan mineral dibandingkan lahan gambut. "Itu yang paling banyak terbakar di Tanjab Barat,kalau lahan gambut kurang," ungkapnya Selasa (24/10).
BACA JUGA:Tongkang Batu Bara Tabrak Jembatan Muaro Sabak
BACA JUGA:Aktivitas PETI di hulu Sungai Kapuas ancam kerusakan lingkungan
Lebih lanjut, Sekretaris BPBD Tanjab Barat menjelaskan lahan gambut di Tanjab Barat tidak terlalu sering kebakaran.
Namun saat sudah terbakar untuk memadamkan api dilahan gambut cukup sulit sehingga membutuhkan waktu yang lama hingga berhari-hari untuk proses pemadaman tersebut.
"Kalau lahan gambut satu titik api membutuhkan waktu tiga hari untuk pemadaman, sedangkan lahan mineral kalau sudah habis bahan yang terbakar padam sendiri," ungkapnya.
Bahkan kata dia, sejauh ini kendala dari tim dilapangan yang api sulit untuk dipadamkan di daerah perbukitan dikarenakan sulit untuk mendapatkan air.
BACA JUGA:Luka Puan
BACA JUGA:Ketua Bawaslu Tepis Tuduhan Konflik Kepentingan
Terlebih saat musim kemarau untuk wilayah Kecamatan Betara sendiri hanya ada beberapa sumber air yang dapat dimanfaatkan.
"Apalagi disaat ini dimusim kering saat ini sulit sekali mendapatkan air,”pungkasnya. (Rul/viz)