Menemukan Arti Hidup dengan Membaca Novel Janji Karya Tere Lie
Novel Janji, karya Tere Liye-Nurdiana Wanti/Jambi Independent-
Awalnya tak banyak yang meliriknya, ketika sudah terbukti keahliannya, Bahar tak meminta bayaran mahal. Sehingga banyak yang memperbaiki barang mereka di tempat Bahar.
Usahanya tersebut bisa membuat Bahar mempekerjakan orang dan menyewa ruko untuk tempat dia bekerja dan menampung barang-barang yang harus ia perbaiki.
Di kota itu Bahar menemukan cinta pertamanya, ia jatuh cinta dengan anak pemilik toko emas. Bernama Delima. Cinta itu kandas ketika orang tua Delima menjodohkannya dan Bahar yang belum siap melamar Delima.
BACA JUGA:Bos Emas Ilegal Sering Berpindah, Pelarian Selama 7 Tahun Berakhir
BACA JUGA:Serapan Anggaran Sarolangun Belum Sampai 20 Persen
Dalam kurun waktu 3 tahun, Delima pulang dengan status janda. Ia bercerai karena mantan suaminya main tangan.
Harapan Bahar kembali terbuka, tetapi Delima kembali dijodohkan. Namun pada akhirnya Bahar bisa menikah dengan Delima, karena ayahnya mengizinkan Bahar menikahi putrinya karena kejujuran Bahar yang mengagumkan ketika Ayah Delima melihat Bahar megembalikan bongkahan emas kepada teman Ayah Delima.
Bongkahan tersebut ia temuka di dalam mobil yang diberikan oleh teman Ayah Bahar kepada Bahar dengan cuma-Cuma karena Bahar bisa memperbaiki mobil tersebut, yang sudah lama.
Pernikahan Bahar dan Delima hanya bertahan kurang dari satu tahun lebih tepatnya 6 bulan. Karena Delima terkurung di dalam toko emas milik orang tuanya, toko itu terbakar akibat kericuhan yang terjadi.
BACA JUGA:4 Zodiak Paling Galak dan Suka Ngomel, Apa Kamu Termasuk?
BACA JUGA:22.293 KTP Jadi Syarat Minimal, Calon Perseorangan Pilkada Tebo
Delima meninggal membawa calon anaknya. Bahar meraung, ia sedih dan kehilangan semangat hidupnya.
Bahar merantau lagi, menitipkan toko servisnya kepada orang kepercayaannya. Ia pamit kepada orang tua Delima. Bahar kembali menjadi ia yang dulu, ia yang tak pernah memiliki tujuan hidup.
Ia yang bertanya mengapa ini semua terjadi, kenapa harus dia. Bahar bekerja di salah satu tambang di kota lain. Ia hidup di sana, sendiri dan tanpa arah tujuan setelah kehilangan pujaan hati.
Bertahun-tahun Bahar bekerja di sana, hingga kejadian mengerikan terjadi. Mereka tertimbun di dalam tanah, akibat gempa. Salah satu orang terdekat Bahar.
Seorang anak muda yang juga ikut ia bekerja, meninggal karena kehabisan tenaga, jatuh sakit, demam, obat-obatan dan makanan yang habis. Ia bertanya di mana Tuhan, kenapa ini semua terjadi.
BACA JUGA:Butuh Dokter Spesialis Ortopedi, Pelayanan di RSUD Abdul Manap
BACA JUGA:Keluhkan Ongkos Perahu yang Mahal, Jika Terjadi Banjir di Legok
Anak muda yang ingin memberangkatkan orang tuanya haji. Bahar menangis di dalam hati, ketika anak muda tersebut sebelum meninggal mengatakan bahwa jangan menyalahkan Tuhan, atas apa yang terjadi.
Dia menangis di dalam hatinya, kejadian tersebut. Bahar selamat, setelah berpamitan dan menyampaikan pesan anak muda tersebut kepada orang tuanya. Bahar kembali pamit.
Merantau tanpa tujuan, ia akan berhenti ketika hatinya mengatakan itulah tempat tujuannya. Bahar menjalani hidup di sana.
Berusaha menerima takdir, dan menjadi sosok Bahar yang terkenal di desa itu. Banyak membawa perubahan baik di sana.