Menemukan Arti Hidup dengan Membaca Novel Janji Karya Tere Lie

Novel Janji, karya Tere Liye-Nurdiana Wanti/Jambi Independent-

JAMBIKORA.COM – Kehidupan seringkali membuat kejutan yang tak terduga, tak jarang mempertanyakan kenapa sesuatu itu terjadi.

Apa yang didapatkan ketika itu terjadi. Haruskah itu terjadi. Dan banyak pertanyaan lainnya ketika takdir hidup membuat bingung yang sedang menjalaninya.

Novel Janji, karya Tere Liye satu ini juga cukup membuat air mata membanjiri pipi para pembaca. Banyak sekali pembelajaran yang bisa didapatkan ketika membaca kisah Bahar di dalam novel ini.

Kisah kehidupan Bahar yang mempunyai banyak potongan cerita di tempat yang berbeda.

BACA JUGA:Gila! Novel Dia Adalah Kakakku Karya Tere Liye, Sukses Menguras Air Mata Para Pembaca

BACA JUGA:Novel Hafalan Salat Delisa Karya Tere Liye, Ajarkan Soal Kesabaran dan Keikhlasan

Kisah seorang Bahar, yang dicari oleh tiga sekawan, Kahar, Baso, dan Hasan. Mereka ditugaskan oleh Buya atau pimpian pondok pesantren, untuk mencari Bahar. Wasiat dari ayah Buya, Bahar seorang santri yang nakal.

Bahkan pernah membuat pondok terbakar, ketika ia bertugas membangunkan penghuni pondok.

Berbeda dengan temannya yang lain, Bahar membangunkan penghuni pondok memggunakan petasan, hingga menimbulkan kebakaran yang serius. Menewaskan salah satu teman pondoknya.

Hal tersebut, yang membuat Buya yang dulu membiarkan Bahar keluar pondok sesuai dengan keinginannya.

BACA JUGA:Bruno Fernandes alami cedera untuk pertama kali dalam karirnya

BACA JUGA: Crystal Palace Menyapu Bersih Manchester United dengan Skor 4-0 di Liga Inggris

Semenjak Bahar pergi, tiga kali berturut-turut Buya bermimpi Bahar membawa kereta kuda yang megah ketika di gurun pasir yang gersang.

Bahar mengajak Buya naik ke kereta kudanya. Buya mencari Bahar, untuk menanyakan amalan apa yang telah ia lakukan selama hidup. Hingga ia menaiki kereta kuda, sedangkan banyak orang berjalan di bawah terik matahari tanpa alas kaki.

Hingga Buya tutup usia, ia tak pernah bertemu lagi dengan Bahar, tak pernah tahu amal apa yang telah dilakukan oleh seorang Bahar.

Buya yang sekarang, anak dari Buya sebelumnya sempat mencari keberadaan Bahar, untuk memenuhi wasiat sang Ayah.

BACA JUGA:Ternyata Mudah! Resep Bandeng Presto Khas Semarang

BACA JUGA:Tim Bulu Tangkis Indonesia Kembali ke Tanah Air Setelah Piala Thomas dan Uber 2024

Nihil, jejak Bahar seakan lenyap tak tersisa. Hingga suatu hari, tiga sekawan itu berbuat nakal. Berusaha keluar dari pesantren, persis seperti keinginan Bahar dulu.

Buya mengizinkan, asalkan mereka menemukan Bahar hidup atau mati, dengan waktu yang sudah ditentukan oleh Buya.

Ketiga sahabat tersebut menyanggupinya, selain itu mereka bisa bepergian tanpa harus merasa ‘terkurung’ di pesantren.

Tag
Share