Juri Oat

Dahlan iskan--

BACA JUGA:Tuntut Keadilan, Ratusan Warga Gelar Aksi Damai di Jembatan Talun

Tepak saya masukkan microwave. Pertama 30 detik. Lalu 30 detik lagi. Tidak langsung satu menit agar didihnya tidak sampai tumpah.  

Saya ambil juga tomat. Tiga buah. Saya masukkan tepak bertutup. Dimasukkan microwave satu menit. Kalau tepak tidak ditutup ledakan tomatnya bikin microwave kotor. Itulah yang terjadi di hari pertama. Letusan tomat ke mana-mana. 

Di Surabaya tomat itu dikukus oleh istri. Di Lawrence harus masak sendiri. 

Saya sudah akrab dengan sistem dapur Amerika. Pun di mana saja alat-alat dapurnya diletakkan: piring, sendok, wajan tevlon, sotil, entong. Susunannya rapi. Tetap di situ. Sejak di rumah John yang di Evanville, Indiana, di rumah Hays maupun di Lawrence ini.  

BACA JUGA:Usulan Gencatan Senjata Biden Disambut Baik oleh Hamas

BACA JUGA:Kanada Dukungan Penuh atas Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera di Gaza

Cara bagaimana menghidupkan kompor listrik juga bisa. Kompor itu besar. Tombolnya banyak. Sekaligus ada digital air fryer-nya. Juga sekaligus sebagai oven besar. John selalu bikin roti di oven besar itu. Pakai 'wajan' tebal, wajan warisan yang sudah berumur 150 tahun. 

Hanya tomat tiga biji dan oatmeal itulah sarapan saya. Setiap hari.  

"Tidak bosan?" tanya perusuh imajiner. Saya membayangkan itu Nimas. 

"Justru ngangeni," jawab saya dalam hati. 

BACA JUGA:Perdana Menteri Israel: Serangan Israel ke Gaza Akan Terus Berlanjut Sampai Tujuan Terpenuhi

BACA JUGA:Protes Pro-Palestina di Museum Brooklyn Berakhir dengan Penangkapan Massal

Anda masih ingat: apa beda oat dan wheat (gandum). 

Saya pernah tanya ke John. Bijinya hampir sama. Tanamannya mirip sekali. Karena sulit menjelaskan secara IPB, John pilih penjelasan populer: "wheat itu makanan manusia, oat itu makanan kuda". 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan