Krisis Kemanusiaan di Gaza, Ribuan Pasien Palestina Butuh Evakuasi Medis Darurat

Warga Palestina terlihat di lokasi serangan udara Israel di sebuah kamp pengungsi dekat Kota Rafah, Jalur Gaza selatan, pada 27 Mei 2024.--Antaranews.com

JAMBIKORAN.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa sedikitnya ada 7 ribu hingga lebih dari 11 ribu pasien Palestina membutuhkan evakuasi medis darurat.

Angka itu ditunjukkan oleh Hanan Balkhy, direktur regional WHO untuk Mediterania Timur, dalam pertemuan di Jenewa dengan Asosiasi Koresponden Terakreditasi untuk PBB.

Balkhy mengatakan bahwa pasien-pasien yang membutuhkan evakuasi tersebut diharuskan untuk menerima pengobatan di rumah sakit khusus.

Dia juga menggarisbawahi efek berantai yang "signifikan" terhadap Mesir, Lebanon, dan Suriah sebagai negara tetangga yang langsung berdekatan dengan wilayah Palestina yang diduduki.

BACA JUGA:Jaringan Internet di Muara Emat Kian Mantap, Gubernur Al Haris Langsung Tes Video Call Beberapa Kerabat

BACA JUGA:BPJS Beri Teguran ke RSUD Abdul Manap, Ancam Putus Kerja Sama

"Jika Anda berbicara tentang perlunya tidak meninggalkan seorang pun, kami telah meninggalkan banyak orang di Gaza, dan itu terjadi ketika ada tekanan terhadap sistem kesehatan yang sudah rapuh di negara-negara tetangga," katanya.

"Jadi, kami memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan," tambahnya.

"Jika kita tidak mencapai perdamaian, ini akan menjadi situasi yang sangat menantang. Kami membutuhkan perdamaian di dalam perbatasan agar (akses terhadap kesehatan) bisa terbuka," katanya.

Pekan lalu, WHO mengatakan bahwa semua evakuasi medis di Gaza telah "dihentikan secara tiba-tiba" sejak 7 Mei.

BACA JUGA:DPR RI Setujui Penarikan RUU Bahasa Daerah

BACA JUGA:Soal Ridwan Kamil, Golkar Tunggu Survei

Israel terus melanjutkan serangan brutal di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, meski resolusi Dewan Keamanan PBB menuntut gencatan senjata segera.

Lebih dari 36.500 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas sejak saat itu, sementara hampir 83 ribu lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan