Kekerasan terhadap Umat Muslim Meningkat Sejak Konflik Gaza

Tentara Zionis Israel menyeret warga Palestina yang sedang beribadah di Masjid Al-Aqsa di tengah Bulan Suci Ramadhan.--Antaranews.com

JAMBIKORAN.COM - Komisi Anti Rasisme Dewan Eropa mengeluarkan laporan terbaru yang berisi tentang insiden kekerasan terhadap Muslim telah meningkat sejak dimulainya konflik di Gaza.

"Muslim disalahkan atas serangan itu dan serangan lain di Timur Tengah, berdasarkan stereotip terhadap seluruh komunitas dan anggapan mereka terkait dengan penggunaan kekerasan,” kata komisi itu dalam laporan tahunannya pada Kamis.

"Mengenakan simbol agama atau pakaian tradisional yang terlihat jelas kadang-kadang dikaitkan dengan terorisme atau ekstremisme,” tambah laporan itu.

Dalam beberapa kasus, umat Islam ini juga dijadikan sasaran diskriminasi dalam mendapatkan layanan kesehatan, menurut publikasi itu.

BACA JUGA:Doyoung NCT Siap Guncang Jakarta dengan Konser Solo 'Dear Youth' di ICE BSD

BACA JUGA:Red Velvet Kembali ke Indonesia dengan Fancon Tour 2024 'My Dear, ReVe1uv'

Hal tersebut berkaitan dengan Israel yang melancarkan serangan militer di Jalur Gaza setelah serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023.

Hampir 37.400 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 85.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan