Tidak Ada Negara yang Bebas Risiko dalam Penggunaan Kecerdasan Buatan

Pengunjung berdiri di dekat tanda kecerdasan buatan di stan robot AI di Security China, sebuah pameran keselamatan dan keamanan publik, di Beijing, China, 7 Juni 2023.--Antaranews.com

JAMBIKORAN.COM - Li Qiang selaku Perdana Menteri China memperingatkan bahwa tidak ada negara yang bebas risiko dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI) meski itu merupakan "kekayaan bersama umat manusia".

Pernyataan tersebut ia ungkapkan saat berpidato di Konferensi Kecerdasan Buatan Dunia 2024 di Shanghai pada Kamis, 4 Juli 2024.

“Resiko yang ditimbulkan oleh kecerdasan buatan adalah tantangan kita bersama. Tidak ada negara yang bisa menghindari hal ini.” ujar Li.

Li menyerukan kerja sama yang lebih mendalam dalam tata kelola AI dan pembentukan “mekanisme internasional dengan partisipasi universal.”

BACA JUGA:Putri Marino Bintangi 'Kabut Berduri', Film Crime Thriller Terbaru Netflix

BACA JUGA:Serial Komedi 'Alpha Girls' Karya Asep Kusdinar Tayang di Viu Mulai 5 Juli

Ia menekankan teknologi baru yang “aman, andal, dan terkendali”, namun menyesalkan bahwa banyak negara berkembang masih tertinggal.

"Kesenjangan kecerdasan ini" perlu dijembatani, kata dia, dan mengusulkan kerja sama antar negara untuk menumbuhkan lingkungan yang “adil dan terbuka” dalam pengembangan AI.

Menurut Li, sebanyak 2,5 miliar manusia di dunia masih berada di luar jaringan, dan banyak negara berkembang “belum mendapatkan manfaat nyata dari pengembangan kecerdasan buatan.”

Namun, tambahnya: “Kecerdasan buatan adalah kekayaan bersama umat manusia. Masyarakat China selalu percaya bahwa pembangunan sejati adalah ketika semua orang berkembang bersama-sama.”

BACA JUGA:Pengalaman Baru Coki Anwar di Film Horor 'Pusaka', Tayang 18 Juli

BACA JUGA:Tim Karate Indonesia Borong 6 Emas di ASEAN University Games 2024

Wakil Menteri Perindustrian dan Teknologi Informasi Shan Zhongde mengatakan jumlah perusahaan AI di negara tersebut telah melampaui 4.500. 

Skala kekuatan komputasi China berada di peringkat dua secara global.

Tag
Share