Tantangan Kehidupan di Gaza, Bayi Prematur yang Berjuang untuk Hidup
Seorang anak Palestina yang menderita malanutrisi dirawat di Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara, 30 Juni 2024.--Antaranews.com
Al-Sakani mengatakan mereka berusaha menjaga agar bayi-bayi prematur tetap hidup dengan memaksimalkan listrik rumah sakit untuk mengoperasikan perangkat oksigen di dalam inkubator di tengah kelangkaan bahan bakar.
Al-Sakani meminta lembaga-lembaga kesehatan internasional untuk turun tangan dan menyediakan bahan bakar yang sangat dibutuhkan oleh rumah sakit, terutama untuk inkubator, untuk menyelamatkan nyawa pasien dan bayi prematur.
BACA JUGA:Richie Duta Richardo Amankan Tiket Semifinal BNI Badminton Asia Junior 2024
BACA JUGA:Isyana/Rinjani Kandas di Perempat Final BNI Badminton Asia Junior Championships 2024
Wanita hamil dan bayi baru lahir sangat rentan di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, yang telah menciptakan krisis kemanusiaan yang parah di daerah padat penduduk.
Sebuah survei yang dilakukan oleh UN Women pada April di Jalur Gaza mengungkapkan bahwa 76 persen wanita hamil yang diwawancarai melaporkan menderita anemia, dan 99 persen menghadapi kesulitan dalam mengakses pasokan nutrisi penting dan suplemen.
Sementara Salma terus berdoa untuk kelangsungan hidup putrinya, Shaimaa Abu Sharekh, seorang penduduk Jabalia, telah menghadapi hal yang lebih buruk.
Bayinya yang lahir prematur tujuh hari yang lalu dengan berat hanya 1 kilogram, meninggal dunia akibat komplikasi malanutrisi selama kehamilan.
"Saya sangat menderita selama kehamilan saya karena pengungsian, ketakutan, kecemasan, dan kekurangan gizi. Dia lahir dalam keadaan lemah dan tidak sempurna dan meninggal bahkan sebelum saya sempat menggendongnya," kata ibu berusia 25 tahun itu.
"Apa kesalahan kami sebagai ibu, dan apa kesalahan anak-anak kami sehingga kami harus membayar harga untuk perang yang tidak bisa kami kendalikan ini?" tanya Shaimaa.(*)