Usaha Pertanian di Jambi Turun
--
JAMBI – Sejumlah usaha pertanian perorangan di Provinsi Jambi, mengalami penurunan produktivitasnya sejak beberapa tahun terakhir ini. Badan Pusat Statistik (BPS) Jambi mencatat, setidaknya ada penurunan sebesar 1,06 persen pada bulan November ini, dibanding bulan sebelumnya.
Statistik Ahli Madya BPS Provinsi Jambi, Nopriansyah mengatakan, penurunan ini disebabkan banyaknya masyarakat yang beraslih dari sektor pertanian ke sektor pertanian.
“Sejak 10 tahun terkahir, jumlah rata-rata Usaha Pertanian Perorangan (UTP) di setiap Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP), turun dari 1,15 persen menjadi 1,06 persen,” katanya merincikan.
Menurut Nopriansyah, penurunan itu terjadi pada sektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, kehutanan, dan jasa pertanian.
Penurunan terbesar terjadi pada sektor tanaman pangan yang mencapai 26,53 persen. Selanjutnya sektor hortikultura yang turun mencapai 17,38 persen. Sementara itu, usaha pertanian perorangan sektor perkebunan mengalami peningkatan sebesar 27,32 persen.
Nopriansyah mengatakan, beralihnya masyarakat dari usaha pertanian ke sektor perkebunan, karena hasil yang lebih menjanjikan. Hingga saat ini, dibandingkan sektor lainnya, sektor perkebunan lebih menjanjikan keuntungan yang lebih tinggi.
“Meski sejumlah subsektor mengalami penurunan, secara umum persentase usaha pertanian perorangan meningkat 14,15 persen. Kemudian, rumah tangga usaha pertanian juga meningkat sebesar 24,14 persen,” tandasnya.
Diketahui, masyarakat provinsi Jambi sendiri, saat ini banyak yang mengalih fungsikan lahannya untuk perkebunan sawit. Peningkatan luas lahan perkebunan sawit di Provinsi Jambi, sudah meningkat hingga 109 persen dalam 10 tahun terakhir.
Provinsi Jambi termasuk sepuluh besar provinsi produsen kelapa sawit utama di Indonesia, luas perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi saat ini 1.237.272 hektar. (enn/ira)