Pabrik Anoda Baterai Litium Kendal akan Buat Indonesia Disegani
Luhut Binsar Pandjaitan-ANTARA-Jambi Independent
"Namun apapun jenis katodanya, nikel atau LFP tetap membutuhkan anoda ini bagian dari ekosistem yang kita bangun," jelasnya.
Menurut Luhut, pentingnya investasi BTR New Energy Material di Indonesia, apalagi perusahaan itu sebagai produksi anoda atau baterai terbesar di dunia dengan teknologi yang paling maju.
BACA JUGA:Simak! 6 Tips Wajah Cantik Ala Leluhur Jawa
BACA JUGA:Angel Di Maria Pilih Bertahan di Benfica Hingga 2025
"Pabrik yang akan diresmikan Bapak (Presiden Joko Widodo) hari ini memiliki kapasitas 80 ribu ton yang cukup untuk membuat 1,5 juta mobil listrik," kata Luhut lagi.
Dia bahkan mengungkapkan, bahwa pada awal kuartal IV tahun ini perusahaan tersebut juga akan mulai membangun fase kedua dan diperkirakan akan selesai pada 1 Maret 2025.
"Dan total kapasitas 160 ribu ton. Dengan kapasitas ini, Indonesia akan menjadi produsen anoda baterai nomor dua terbesar di dunia," tuturnya.
Ia menyebutkan, saat ini produksi anoda baterai oleh Jepang hanya memiliki kapasitas sebesar 10 ribu ton. Lalu Korea Selatan 40 ribu ton. Sementara pabrik terbesar di adalah China dengan kapasitasnya adalah 100 ribu ton.
BACA JUGA:Wabup Bakhtiar: Peran Perusahaan Penting Tangani Karhutla, Saat Apel Siaga Karhutla
BACA JUGA:Marak Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Bawah Umur
"Jadi kita akan bisa melewati China dalam beberapa waktu ke depan. Dengan adanya pabrik anoda baterai ini ekosistem industri litium baterai Indonesia akan semakin lengkap," tambah Luhut.
Dia menambahkan, keberhasilan Indonesia membangun hilirisasi dan mengembangkan ekosistem mobil dan baterai tidak lepas dari arahan Presiden Joko Widodo dan konsistensi pemerintah dalam menghentikan ekspor nikel ore. (ANTARA)