Hujan IKN
Dahlan iskan--
Kala itu di saat hujan deras pagi-pagi turun di Kaltim saya tahu semua kantor sepi. Saya, sebagai wartawan muda, tahu itu. Tapi tetap harus mencari sumber berita. Naik sepeda pancal. Keliling kota. Dari kantor ke kantor di lingkungan Pemda. Di musim seperti itu lebih sulit mencari berita.
Sahabat Disway di Balikpapan melaporkan: sudah lebih seminggu terakhir ini tiap hari diguyur hujan. Salah satu yang sangat deras terjadi Jumat kemarin. Balikpapan sampai banjir. Tanah longsor. Genangan di mana-mana. Jalan-jalan macet.
BACA JUGA:Harap Semangat Kemerdekaan Jadi Momentum, Lewat Kecintaan Terhadap Batik Jambi
BACA JUGA:Nella Ervina Jadi Narasumber Utama, Pada Raker Kementerian ATR/BPN 2024
Ada baiknya hujan sudah turun berturut seminggu terakhir. Siapa tahu tepat tanggal 17 Agustus banyu langitnya sudah habis.
Upacara peringatan hari kemerdekaan yang pertama di Ibu Kota Nusantara tentu tidak boleh terganggu oleh hujan. Apalagi deras. Di pagi hari. Segala upaya harus dilakukan. Persiapan upacara itu sudah menguras tenaga, pikiran dan biaya. Jangan sampai terganggu hanya karena hujan.
Sebaiknya jangan hanya tanggal 17 Agustus tidak hujan. Kalau bisa sejak dua hari sebelumnya. Agar tanah relatif sudah agak kering. Asal jangan terlalu kering: berdebu. Akan banyak sekali mobil melaju ke arah IKN. Akan banyak sekali debu beterbangan.
Tentu bukan faktor hujan itu yang membuat PDI-Perjuangan punya rencana sendiri: ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri, diinginkan agar pilih menghadiri upacara 17 Agustus di sekolah partai di Kebagusan, Jaksel.
BACA JUGA:Berikan Keterangan di Hadapan BK, Kasus Pinto Vs Eks Tenaga Honorer
BACA JUGA:Ini Manfaat Mengonsumsi Buah Setiap Hari untuk Kesehatan
Berarti Megawati akan absen di acara kenegaraan itu –seperti yang dia lakukan selama Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai presiden dua periode.
Mungkin Asosiasi Pawang Hujan Nusantara –belum ada singkatannya– punya usul memindahkan hujan IKN ke Jakarta –agar politik ibu kota sedikit reda.(Dahlan Iskan)