Akal-Akalan

Dahlan iskan--

Baik manakah akal-akalan tapi masuk akal dengan akal-akalan yang tidak masuk akal? 

Tentu Anda pilih yang fair. Tanpa akal-akalan. Masalahnya: politik itu penuh akal-akalan. Kadang kita dihadapkan pada pilihan di atas. 

Adakah akal-akalan yang masuk akal? Ada. 

Yang tahu hanya satu orang: Si pengacara banyak akal bernama Boyamin Saiman. Ia asal Solo. Berkali-kali mengajukan gugatan ke MK. Di banyak hal. Pembaca Disway sudah tahu apa saja yang digugatnya. 

BACA JUGA:Analis Kebijakan Bantu Wujudkan Layanan Publik Inovatif

BACA JUGA:Tips Ampuh Menghilangkan Bau Badan dengan Mudah

Hobi menggugat itu diwarisi anak sulungnya Almas, yang kini jadi pengacara di Balikpapan. Gara-gara gugatan Almas lah Gibran memenuhi syarat jadi wakil presiden. 

Pun anak kedua dan ketiga Boyamin juga menggugat ke MK. Gara-gara gugatan anak Boyamin itu Kaesang Pangarep gagal jadi calon gubernur Jateng. 

DPR kelihatan marah atas putusan MK Selasa lalu itu. Keesokan harinya Baleg DPR bersidang. Putusan kilatnya: tidak mau melaksanakan putusan MK. Baleg DPR pilih menggunakan putusan Mahkamah Agung (baca Disway kemarin: Anti Gempa). 

Secara kilat pula DPR diundang sidang paripurna. Waktunya tidak sampai 24 jam dari surat undangan ditandatangani. Acara paripurna: membuat putusan yang isinya sama dengan yang telah diputuskan Baleg. 

BACA JUGA:Tim Jatanras Polresta Jambi Amankan Dua Pelaku Judi Togel di 2 TKP

BACA JUGA:Turnamen Mini Soccer Pemkot Jambi Selesai, Tim Bank 9 Keluar sebagai Juara

Mestinya paripurna itu dilaksanakan Kamis kemarin. Pukul 09.00 WIB. 

Sidang paripurna itu batal. Tidak memenuhi kuorum. 

Tag
Share