Kemenkes Prioritaskan Vaksin Mpox untuk Kelompok Berisiko Tinggi
Ilustrasi penyakit Mpox atau cacar monyet---Disway.id
JAMBIKORAN.COM - Kementerian Kesehatan Indonesia terus berupaya menyediakan vaksin cacar monyet (mpox) di seluruh tanah air.
Langkah ini diambil seiring dengan penetapan kembali mpox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Vaksinasi mpox di Indonesia bertujuan untuk mencegah dan meminimalkan keparahan penyakit, serta mengurangi dampak potensialnya terhadap kesehatan masyarakat.
Berdasarkan “Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox (Monkeypox)” yang diterbitkan Kemenkes RI pada tahun 2023, pemberian vaksinasi Mpox dalam situasi PHEIC masih bersifat komplemen terhadap pencegahan dan pengendalian utama seperti surveilans, pembacaan, kontak, isolasi, dan perawatan pasien.
BACA JUGA:Spanyol Donasikan 20% Stok Vaksin Mpox ke Afrika Tengah
BACA JUGA:WHO Luncurkan Kampanye Global untuk Hentikan Penularan Mpox
“Imunisasi Mpox masih bersifat preventif. Sedangkan bagi pasien yang sudah terinfeksi akan diberikan pengobatan yang sesuai,” Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Prima Yosephine, MKM di Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024.
Selain itu, saat ini jumlah vaksin yang tersedia masih terbatas. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri juga belum merekomendasikan vaksin yang diberikan secara massal.
Oleh karena itu, pihaknya hanya memberikan vaksin kepada kelompok berisiko tinggi berdasarkan rekomendasi WHO.
Ia menjelaskan, kelompok berisiko tinggi meliputi LSL (Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki) atau GBMSM (Gay, Biseksual dan Pria-yang-berhubungan-seks-dengan-pria lainnya).
BACA JUGA:Vaksin Mpox Hanya di Berikan Kepada Kelompok Tertentu
BACA JUGA:6 Wilayah Sebaran Kasus Mpox Per Agustus 2024 di Indonesia, Yuk Simak!
Selain itu juga individu yang memiliki riwayat dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir.
“Kelompok risiko lainnya termasuk petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah yang ada kasus Mpox, dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus Mpox,” kata Prima.