Modifikasi Cuaca di IKN Dilanjutkan
--
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan bahwa operasi modifikasi cuaca di Ibu Kota Nusantara (IKN) akan terus dilanjutkan hingga 12 September 2024 mendatang.
“Sampai September, hujan di Kalimantan Timur (Kaltim) dan sekitar IKN masih tinggi, sehingga kemungkinan longsor dan banjir masih tinggi. Untuk itu, operasi modifikasi cuaca oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dilanjutkan sampai 12 September sehingga target-target pembangunan fisik bisa tercapai,” ujar Muhadjir dalam konferensi pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin.
Ia menegaskan, operasi modifikasi cuaca yang dilakukan bersama BNPB dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tersebut bertujuan untuk menghindari kemungkinan pembangunan di IKN terhambat akibat gangguan cuaca.
“Kita ingin mencegah terjadinya kemungkinan risiko bencana termasuk di wilayah IKN, karena kalau itu terjadi akan menghambat dan mengganggu target-target yang telah ditetapkan, termasuk untuk memperpanjang dan melanjutkan pembangunan bandara yang sekarang sudah 1.300 meter dan kurang 1.000 meter lagi,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto menyampaikan, operasi modifikasi cuaca tersebut dilakukan atas permintaan kepala daerah dan BMKG.
“Kami menyelenggarakan operasi modifikasi cuaca ini atas permintaan dari pemerintah daerah dan atas rekomendasi dari BMKG, sebagai salah satu cara untuk mengurangi risiko bencana dan dampak bencana, kalau bahasa pendeknya yakni mengurangi, mengalihkan, atau mendatangkan hujan,” paparnya.
Ia menjelaskan, operasi modifikasi cuaca dilakukan untuk dialihkan ke beberapa wilayah lain untuk mencegah terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.
“Di wilayah Kaltim ini masih banyak turun hujan, di beberapa titik juga terjadi banjir dan tanah longsor, sehingga kita menggerakkan operasi modifikasi cuaca supaya hujan tidak datang secara deras atau dialihkan ke tempat lain agar tempat-tempat yang dikhawatirkan bisa terjadi banjir dan tanah longsor dapat terkendali,” tuturnya . (ANTARA)