Perkuat Pengendalian Penyakit Ikan di Sektor Budidaya

BUDIDAYA: Budidaya ikan nila dan patin di Provinsi Jambi.-IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent

JAMBI - Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Kelautan dan Perikanan terus memperkuat langkah pengendalian penyakit ikan di sektor perikanan budidaya. 

Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budidaya, Ahmad Fadlan, menyampaikan bahwa Provinsi Jambi telah memiliki Gugus Tugas Tanggap Darurat Pengendalian Penyakit Ikan yang berperan penting dalam menjaga keberlanjutan usaha budidaya masyarakat.

Ia menjelaskan, gugus tugas ini secara rutin melakukan pemantauan ke lapangan, baik pada Unit Pembenihan Rakyat (UPR) maupun kelompok pembudidaya ikan. 

Adapun, monitoring yang dilakukan meliputi pengecekan kualitas air di lokasi budidaya serta pengambilan sampel ikan yang diduga terserang penyakit. Setiap sampel kemudian diuji di laboratorium untuk memastikan penyebabnya.

BACA JUGA:Apresiasi Pengukuhan Pemuda dan Supik Melayu Jambi, Wali Kota Maulana: Takkan Melayu Hilang di Bumi

BACA JUGA:Kapolda Jambi Pimpin Apel Peringatan Hari Juang Polri

“Dari hasil laboratorium, baru kita bisa tentukan apakah penyakit yang menyerang disebabkan bakteri, virus, atau faktor lain. Berdasarkan itu pula, kami menyusun rekomendasi penanganan yang selanjutnya diterapkan oleh para pembudidaya ikan,” kata Ahmad Fadlan saat diwawancara.

Menurutnya, penyakit ikan yang dominan menyerang budidaya di Jambi adalah ictaluri dan ektalurik eduarsiela, dua penyakit bakteri yang biasanya muncul akibat penurunan kualitas air. Kondisi cuaca ekstrem yang berganti-ganti antara hujan dan panas juga menjadi faktor pemicu meningkatnya risiko penyakit.

Ia menekankan pentingnya kewaspadaan para pembudidaya agar rutin menjaga kualitas air, memberikan vitamin untuk ikan, serta menerapkan manajemen pakan secara disiplin. 

“Upaya pencegahan jauh lebih baik. Dengan perawatan yang baik, resiko penyakit bisa ditekan sejak awal,” ujarnya.

Apapun, sejumlah kasus serangan penyakit sempat ditemukan di beberapa lokasi, seperti kolam budidaya patin di Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, dan di wilayah Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. Namun berkat laporan cepat dari para pembudidaya dan pendampingan penyuluh perikanan, kasus- kasus tersebut dapat segera ditangani.

“Alhamdulillah, kerugian yang ditimbulkan tidak signifikan. Semua bisa ditanggulangi dengan cepat. Tahun 2025 ini bisa kita pastikan usaha perikanan budidaya di Jambi masih dalam kondisi aman,” kata Fadlan.

Lebih lanjut, gugus tugas tanggap darurat di Jambi juga mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serta Food and Agriculture Organization (FAO) Indonesia. 

Sementara, pada Mei 2025 lalu, Perwakilan FAO Indonesia dan Timor Leste, Rajendra Aryal, melakukan kunjungan ke Jambi. Kehadiran FAO sekaligus memberikan pembinaan langsung kepada para pembudidaya ikan dan memperkuat komitmen bersama dalam menjaga ketahanan sektor perikanan budidaya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan