Mahasiswa Sejarah Kembangkan Kerajinan Topeng Labu, Produk Unggulan Ekraf Desa Muaro Jambi
Topeng hasil dari labu berbasis ekonomi kreatif. Kegiatan ini dilaksanakan mahasiswa FKIP Unja di Desa Muara Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. -JAMBIKORAN.COM/HO-UNJA -
JAMBI, JAMBIKORAN.COM - Program Inovasi Desa (Pro-IDe) Himpunan Mahasiswa Ilmu Sejarah (HUMANIS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi (UNJA), mengadakan program pengembangan seni dan kerajinan Topeng Labu berbasis ekonomi kreatif. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Muara Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi pada bulan Agustus hingga November 2024.
Hanif Risa Mustafa, S.Pd., M.A., Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) kegiatan ini memberikan arahan dan bimbingan untuk memastikan keberhasilan kegiatan tersebut.
“Tentunya saya merasa bangga dan terhormat dapat mendampingi Humanis sampai sejauh ini, apalagi program yang diusung humanis merupakan langkah strategis untuk mendorong inovasi dan pengembangan desa yang berkelanjutan,”ujar Hanif Risa Mustafa.
Hanif Risa Mustafa juga mengatakan sejauh ini Humanis telah menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat desa melalui program ini.
BACA JUGA:Harga Rokok Siap Siap Naik, Cukai Naik hingga 5 Persen
BACA JUGA:Pelamar CPNS di Pemkab Batanghari Capai 2.500 Orang, Berikut Penjelasan Pihak BKPSDMD Batanghari
“Maka saya berharap Humanis bisa mengimplementasikan ide-ide yang telah dirancang dengan penuh kreativitas dan tanggungjawab, serta memberikan solusi nyata untuk tantangan yang dihadapi desa yang menjadi sasaran program dan saya berharap lolosnya Humanis dalam Pro-IDe ini dapat menjadi inspirasi bagi organisasi mahasiswa lainnya untuk berpartisipasi aktif dalam program serupa,” ungkap Hanif Risa Mustafa.
Abu Zar Kepala desa setempat Muaro Jambi berharap dengan adanya kegiatan ini, tradisi Topeng Labu dapat dikenal luas oleh masyarakat dan menjadi sumber penghasilan bagi warga setempat.
“Kegiatan ini dirancang untuk mendongkrak perekonomian masyarakat desa dengan memanfaatkan keunikan seni dan kerajinan Topeng Labu sebagai produk unggulan ekonomi kreatif. Selain itu, program ini juga bertujuan menjaga kelestarian tradisi lokal yang kian terancam oleh gempuran modernisasi, terutama di kalangan generasi muda, agar warisan budaya ini tetap hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman,” ungkapnya.
Ketua tim kegiatan ini, Nasywa Mardhiyyah mengatakan ada 15 orang mahasiswa yang siap berkontribusi dan mengembangkan potensi diri pada kegiatan ini.
BACA JUGA:Tak Sebanding, Ribuan Pelamar Rebutkan 110 Kuota CPNS di Pemkab Batanghari
BACA JUGA:Ridho Ramadhan, Mahasiswa Unja Ikuti Peksiminas Ekspresikan Keresahan Lewat Puisi
“Kami ada 15 orangh yaitu saya sendiri, Mhd. Iidfi Hanif, Kurniati, Tasya Amelia Putri, Indigo Danuarta, Afrimus, Jidhan Albani, M. Afrizal, Ikke Lestari, Rafi Satriawan, Indra Gunawan, M. Fajar Ramadhan, Syntia Nayla Apriani, Rizkon Mubarok, dan Amelia Anwar Sari, program ini juga mencakup pembentukan kelompok pengrajin Topeng Labu, pendampingan serta pemberdayaan para pengrajin untuk mempertahankan eksistensi Topeng Labu. Selain itu, pemasaran produk Topeng Labu juga dilakukan di toko-toko terdekat di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muara Jambi,” tutup Nasywa Mardyyah. (*)