Kamu Patah Hati? Ternyata Bisa Disembuhkan Secara Ilmiah Loh

Ilustrasi Studi Meredahkan Patah Hati--

JAMBIKORAN.COM – Dari sebuah studi ilmiah, ahli mengungkapkan bahwa ada cara ilmiah yang dapat meredakan sakit hati akibat putus cinta, lho!

Penelitian ini melibatkan 36 sukarelawan yang mengalami sindrom trauma cinta dan menggunakan perangkat yang menstimulasi otak dengan arus listrik ringan.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Psychiatric Research pada Mei 2024 menunjukkan bahwa menggunakan headset seharga £400 (sekitar Rp8,3 juta) beberapa menit setiap hari dapat membantu meringankan depresi yang disebabkan oleh kegagalan hubungan cinta.

Para peserta dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing menggunakan headset Transcranial Direct Current Stimulation (tDCS) selama 20 menit dua kali sehari selama lima hari.

BACA JUGA:Ingin Menjaga Daya Ingat Otak Anda, Yuk Cobai Beberapa Jenis Makanan Ini

BACA JUGA:SMKN 2 Kota Jambi Tundukan SMK Unggul Sakti, Skor Akhit 38-4

Hasil penelitian menunjukkan bahwa stimulasi tDCS dapat mengurangi sindrom trauma cinta yang muncul setelah patah hati. Sindrom ini sering menyebabkan tekanan emosional, depresi, kecemasan, insomnia, perubahan suasana hati, serta perasaan tidak aman dan tidak berdaya, dan dapat meningkatkan risiko bunuh diri.

Satu kelompok mendapatkan stimulasi pada dorsolateral prefrontal cortex (DLPFC), satu kelompok pada ventrolateral prefrontal cortex (VLPFC), dan satu kelompok lagi menggunakan headset yang dimatikan. Studi neuroimaging sebelumnya telah mengaitkan kedua area otak ini dengan pengalaman patah hati.

Menurut peneliti dari Universitas Zanjan di Iran dan Universitas Bielefeld di Jerman, "Protokol DLPFC dan VLPFC secara signifikan mengurangi gejala, serta memperbaiki kondisi depresi dan kecemasan setelah intervensi." Namun, stimulasi pada DLPFC terbukti lebih efektif dibandingkan VLPFC dalam mengatasi sindrom trauma cinta.

Satu bulan setelah terapi dihentikan, peserta masih merasakan perbaikan. Penulis studi mengindikasikan bahwa, "Hasil yang menjanjikan ini memerlukan replikasi dalam uji coba yang lebih besar."

BACA JUGA:BKKBN: Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat

BACA JUGA:Megawati: Dunia Perlu Kerja Sama Atasi Geopolitik dan Global Warming

Menurut akun X Rumah Sakit UI, tDCS adalah alat neurologi yang memberikan stimulasi langsung ke otak dengan mengirimkan arus listrik lemah (1-2 mA). Teknik ini telah diperkenalkan dalam penelitian klinis, dengan studi percontohan di NHS yang menguji headset serupa untuk kemungkinan pengobatan depresi ringan.

"Karena emosi negatif mendominasi setelah kegagalan hubungan emosional dan terjadi disregulasi emosi, regulasi emosi dianggap sebagai tujuan pengobatan utama. Meskipun terapi perilaku kognitif sudah ada, pendekatan inovatif seperti ini sangat berharga karena pengobatan tradisional tidak berhasil pada semua pasien," ungkap penelitian tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan