Jadi Peredam Kejut Daya Beli Masyarakat, Ekonomi Jambi Tumbuh 4,99 Persen

EKONOMI: Kepala Perwakilan Kemenkeu Jambi, Kepala BPS Provinsi Jambi, Kepala BI Jambi, dan Kepala BAppeda Provinsi Jambi saat ekspos pertumbuhan ekonmi Provinsi Jambi.-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent

JAMBI – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Perwakilan Jambi mencatat kinerja ekonomi regional Provinsi Jambi tumbuh sebesar 4,99 persen (yoy) hingga triwulan III tahun 2025. Pertumbuhan ini dinilai berperan penting sebagai shock absorber atau peredam kejut dalam menjaga daya beli masyarakat di tengah dinamika ekonomi nasional.

Kepala Perwakilan Kemenkeu Jambi Tunas Agung Jiwa Brata mengatakan, realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di daerah terus menunjukkan tren positif, baik dari sisi pendapatan maupun belanja negara.

“Realisasi APBN di daerah mencerminkan peran fiskal yang tetap ekspansif. Hal ini tampak dari belanja kementerian/lembaga, transfer ke daerah, serta penyaluran kredit program seperti KUR dan UMi yang terus meningkat,” ujarnya di Jambi, Kamis (6/11).

Tunas menyebutkan, realisasi pendapatan negara di regional Jambi mencapai Rp 4,27 triliun, namun mengalami kontraksi sebesar 26,40 persen (ctc) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

BACA JUGA: Harga Cabai di Pasar Aur Duri Mulai Turun, Pedagang Keluhkan Sepinya Pembeli

BACA JUGA:Drainase di Jalan Sultan Agung Tersumbat, DPRD dan BPJN Turun Tangan

Penurunan ini terutama disebabkan oleh peningkatan restitusi pajak (SPMKP) yang mencapai Rp1,30 triliun, tumbuh 178,65 persen. Meski demikian, penerimaan pajak bruto Jambi masih tumbuh positif 9,66 persen secara tahunan.

“Pertumbuhan ini didorong oleh sektor perdagangan besar dan eceran yang menjadi penyumbang terbesar dengan total penerimaan mencapai Rp1,16 triliun,” jelasnya.

Selain itu, sektor aktivitas keuangan dan asuransi juga mencatatkan pertumbuhan positif 8,34 persen (yoy), dengan realisasi penerimaan hingga September 2025 sebesar Rp 510,87 miliar, atau 1,76 persen lebih tinggi dari perkiraan awal.

Dari sisi kepabeanan dan cukai, kinerja penerimaan Jambi juga menunjukkan hasil menggembirakan. Hingga 30 September 2025, realisasi penerimaan mencapai 220,29 persen dari target, atau sebesar Rp 276,32 miliar.

“Kontribusi terbesar berasal dari Bea Keluar atas ekspor komoditas sawit dan produk turunannya, terutama RBD Palm Olein dan Palm Kernel Shell, yang tarifnya mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya,” terang Tunas.

Rinciannya, realisasi Bea Masuk (BM) tercatat sebesar Rp13,15 miliar atau 137,27 persen dari target, Bea Keluar (BK) sebesar Rp262,21 miliar atau 226,32 persen dari target, serta realisasi cukai mencapai Rp0,96 miliar.

Menurut Tunas, capaian ini menjadi sinyal bahwa fundamental ekonomi Jambi tetap kuat dan mampu menjaga stabilitas fiskal daerah.

“Peran APBN sebagai instrumen stabilisasi terus terjaga, dan ekonomi Jambi terbukti mampu menjadi peredam gejolak ekonomi untuk menjaga kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (Enn)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan