Minggu, 16 Feb 2025
Network
Beranda
Utama
Nasional
Internasional
Seputar Jambi
Jambi City
Jambi Barat
Jambi Timur
Target
Politik
Opini
Disway
Tokoh
Inforial
Society
Komunitas
Otomotif
Lifestyle
Edukasia
Kesehatan
Tips
Sport
Entertainment
Network
Beranda
Utama
Detail Artikel
Kokkang Ibunda
Reporter:
Dahlan Iskan
|
Editor:
Dahlan Iskan
|
Kamis , 21 Nov 2024 - 18:12
Dahlan iskan--
kokkang ibunda saya kembali memutari bumi: berangkat ke arah timur (jakarta-guangzhou-san francisco-new york), pulang dari barat (chicago-istanbul-singapura-jakarta). bandara o'hare belum berubah: sempit, penuh, ruwet, sesak. bukan karena kecil. saking banyaknya penerbangan. terbanyak ketiga setelah new york dan los angeles. bersaing dengan atlanta. kalau malam terlihat lampu pesawat yang mau mendarat seperti berbaris tidak berhenti di udara. begitu mendarat di istanbul, turki, terasa lapangnya. juga modernnya. gemerlapnya. bandara ini, kata slogan di situ, titik pusatnya dunia. klaim yang sama juga direbut dubai, abu dhabi, qatar, singapura, hong kong, dan kelak riyadh. lebih lima jam saya transit di istanbul. tidak akan terasa. apalagi membawa beberapa buku dari amerika. juga baru saja dapat kiriman buku elektronik dari sahabat lama, roy.buku elektronik ini kelihatannya lebih menarik untuk dibaca lebih dulu. penulisnya, saya lebih dari sekadar kenal: wahyu kokkang.bahwa ia menulis buku saja sudah menarik. bagaimana bisa seorang karikaturis terkemuka menulis buku. pasti beda.benar. beda sekali. sangat kreatif. tidak biasa. khas karikaturis. kokkang sudah memenangkan banyak penghargaan internasional. karya karikaturnya juga sering masuk buku koleksi karikatur dunia. kali ini ia sendiri yang menulis buku. judul bukunya hanya dua kata: cerita ibunda. lalu ada sub judul-judulan: "ini ceritaku tentang ibuku dan beberapa cerita ibuku kepadaku". isinya: tentang bagaimana kokkang terus merawat ibunya yang sudah berumur 80 tahun, tidak lagi bisa berjalan, sudah sering lupa. untuk itu kokkang sampai meninggalkan pekerjaannya di jawa pos yang mapan. ia pulang kampung ke kaliwungu, dekat semarang, demi ibundanya.di rumah kaliwungu itu mereka hanya berdua –ditemani kursi roda, tempat tidur, lantai, kompor, halaman, pohon-pohon dan sajadah. tiap hari kokkang menyuapi ibundanya, menggendong, memandikan, menceboki, mengipasi dan memberikan hiburan sepanjang hari. kokkang dengan rambut senimannya yang tetap panjang, kini justru terlihat lebih segar. tidak sekurus ketika di jawa pos dulu. begitu lama saya tidak bertemu kokkang. membaca buku ini justru muncul rasa kangen padanya. pada humor-humornya. pada sikap mengalahnya. di buku ini saya bisa banyak melihat foto kokkang bersama ibunya yang lemah. kualitas foto-foto itu sebagus karya karikaturnya. full human interest. ada foto saat-saat mereka berdua di toilet. atau kokkang lagi menyuapi. terlihat juga saat sang ibu sangat bahagia: bisa tertawa lepas. betapa bahagia wajah setua itu masih bisa tertawa begitu alamiyahnya. betapa pintar dan sabar kokkang membahagiakan ibundanya. kadang sebuah buku memang didahului dengan kata sambutan. pun buku kokkang ini. bedanya, kata sambutan di buku ini hanya satu. dari ibundanya sendiri. juga sangat pendek. satu halaman penuh isinya hanya tiga kata: "kowe wis mangan?”. baca juga:ekonom bank mandiri optimistis ekonomi indonesia tetap solid di tengah dinamika global baca juga:soroti kebocoran solar subsidi di jambi, syarif fasha ungkap banyak hal pada rdp bersama bph migas buku cerita ibunda ini berisi 50 bab. tiap bab tidak ada yang lebih satu halaman. bahkan banyak bab yang hanya berisi beberapa baris. lalu disertai foto atau komik. total 120 halaman. membaca buku ini perasaan saya campur aduk –terutama karena ditinggal ibu saat masih sd dan manja-manjanya.kadang air mata berlinang saat melihat kokkang menggendong sang ibu. atau saat menyuapi. dulu tentu sang ibu yang menyuapi kokkang. kadang saya membaca satu bab sampai tiga kali. sebenarnya buku ini sangat lucu. pasti ditulis dengan selera humornya yang tinggi. maka terharu dan tertawa sering datang bergantian. mayoritas babnya ditulis dalam bentuk dialog. misalnya bab pertama yang berjudul 'sarapan' ini:makan pagi, ibu sedang kusuapi. ibu: makan apa ini?aku: tahu dan ayam, nasinya hangat. ibu: ayam opo? (ayam apa?)aku: kiriman kolonel sanders.ibu: sopo iku (siapa itu?)aku: komandan upacara bendera di kecamatan, bu.ibu: oh...dan makan ibu pun jadi banyak. (saya bahagia melihat ibu makan banyak, sebahagia memenangkan olimpiade panjat pinang).sependek dan semenarik itu satu bab di buku ini. kokkang selalu menemukan cara agar ibunya mau makan. juga agar mau keramas. misalnya di bab berjudul keramas ini: waktunya mandi pagi. ibu sudah tiga hari tidak mau keramas. rabutnya sudah bau. harus menemukan cara agar ibu mau keramas. aku: bu, mau nggak pagi ini jadi duta shampoo yang lain lagi. ibu: opo iku (apa itu?)aku: ibu keramas dengan shampoo merek ini nanti dapat duit, bisa untuk membeli daster.ibu: mosok (benar begitu?)aku: iya. daster ibu kan sudah banyak yang amoh (lusuh berlubang). ibu: iyo.aku: makanya ibu keramas, nanti dapat uang dari iklan shampo bisa untuk beli daster yang banyak, baru semua.ibu: yo wis, ayo, aku dikeramasi. setiap kali menemukan cara merayu seperti itu kokkang berdoa: semoga malaikat tidak mencatat kata-katanya itu sebagai kebohongan. tiga jam saya selesaikan buku itu. lewat roy, saya pun mencari nomor teleponnya. lalu mengirim banyak wa padanya. termasuk minta izin mengutip beberapa isi buku untuk tulisan ini. barulah saya mengelilingi lounge business class bandara istanbul ini. begitu luasnya. bandaranya sendiri sudah seperti mal besar. lounge bisnisnya seperti pujasera. bandara singapura juga seperti mal tapi terlalu rapi. kurang terasa dinamis. pun dubai dan hong kong. bandara-bandara baru yang besar di tiongkok juga seperti mal tapi variasinya kurang. di lounge ini tiap jenis masakan disajikan di satu counter. terpencar-pencar. saya kelilingi satu per satu. saya lihat masakannya, cara memasaknya dan mana yang terbanyak disukai penumpang kelas bisnis. setengah jam sendiri. saya belum memutuskan akan mengambil makanan yang mana. saya pun kembali duduk di sofa. saya lihat tas kresek. saya buka kresek itu. saya keluarkan singkong rebus sisa dari chicago.(*)
1
2
3
»
Tag
# dahlan iskan
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Jambi Independent 22 November 2024
Berita Terkini
Targetkan 6.167 Unit Rumah Subsidi pada 2025
Jambi City
2 detik
Komisi 1 Rekomendasikan Penutupan Permanen Terkait Keberadaan Helen's Play Mart
Jambi City
4 menit
Tarif Listrik Jadi Penyumbang Utama, Jambi Alami Deflasi di Januari 2025
Jambi City
4 menit
UKT Mahasiswa Terancam Naik
Utama
40 menit
Sekolah Wajib Umumkan Penerima Dana PIP
Utama
40 menit
Berita Terpopuler
Dewa 19 Hingga Guyon Waton Bakal Hentak Jambi di Gemriah Fest 2025
Jambi City
10 jam
Diduga Korsleting Listrik AC, Ruko 4 Lantai di Tanjab Barat Nyaris Ludes Terbakar
Seputar Jambi
1 jam
Jaipong Gembyung
Disway
46 menit
Tiga Pencuri Mini Market Diringkus Polisi
Target
1 jam
Pemeran Video “Enak Yank” Didakwa Pasal Berlapis
Target
1 jam
Berita Pilihan
Langgar Perda, Helen's Play Mart Disarankan Ditutup Permanen oleh DPRD Kota Jambi
Jambi City
2 hari
Sekda Kota Jambi Ucapkan Terima Kasih kepada Pj Walikota Sri Purwaningsih
Jambi City
1 minggu
Izin Pamit dan Ucapkan Terima Kasih, Ini Harapan Pj Walikota Terhadap ASN Pemkot Jambi
Jambi City
1 minggu
Sekda Kota Jambi: Pelantikan Walikota Terpilih Dijadwalkan 20 Februari, Persiapan Tetap Berlanjut
Jambi City
1 minggu
Kejari Bungo Tetapkan Empat Tersangka Korupsi Pajak Kendaraan Samsat Bungo, Kerugian Negara Rp1,9 Miliar
Target
2 minggu