Langgar Perda, Helen's Play Mart Disarankan Ditutup Permanen oleh DPRD Kota Jambi

Pelanggaran Perda, Helen's Play Mart Disarankan Ditutup Permanen oleh DPRD Kota Jambi--
JAMBI, JAMBIKORAN.COM - Komisi 1 DPRD Kota Jambi telah mengambil langkah tegas dengan merekomendasikan penutupan permanen Helen's Play Mart, sebuah tempat hiburan malam yang berlokasi di Jalan Sultan Thaha, RT 01, Kelurahan Pasar Kota Jambi.
Keputusan ini dikeluarkan setelah rapat dengar pendapat yang digelar pada Kamis (13/2/2025), yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi, Front Persaudaraan Islam (FPI), serta tokoh agama, pemuda, dan perwakilan pengelola Helen's Play Mart.
Penutupan ini merupakan bentuk sanksi atas sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh Helen's Play Mart, yang dinilai tidak hanya melanggar ketentuan peraturan daerah (Perda), tetapi juga berpotensi merusak moral dan nilai-nilai adat yang dijunjung tinggi di Kota Jambi.
Ketua LAM Kota Jambi, Aswan Hidayat, dengan tegas menyatakan penolakannya terhadap operasional tempat hiburan tersebut, khususnya terkait dugaan penjualan minuman keras yang dapat dengan mudah diakses oleh semua kalangan.
"Keberadaan Helen's Play Mart jelas merugikan masyarakat, terutama generasi muda. Kami menuntut agar Pemerintah Kota Jambi tidak memberikan izin operasional, dan tempat ini harus segera ditutup," ujar Aswan.
Hal serupa disampaikan oleh Ahmad Syukri Baraqbah dari FPI, yang menilai Helen's Play Mart telah melanggar berbagai peraturan daerah.
Menurutnya, tempat hiburan malam ini tidak seharusnya beroperasi di tengah masyarakat yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan adat.
Sementara itu, meskipun Rajjee, Humas Helen's Play Mart dari Holywings Pusat, menyatakan bahwa pihaknya telah mengantongi izin perusahaan terbatas (PT), Nomor Induk Berusaha (NIB), dan keterangan domisili, ia juga mengakui bahwa izin operasional dari Pemerintah Kota Jambi belum selesai diproses.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa mereka menerapkan skrining ketat untuk memastikan pengunjung yang masuk berusia minimal 21 tahun.
Namun, meski demikian, rekomendasi dari OPD terkait, seperti Disperindag, DPMPTSP, DLH, dan Dinas PUPR, tetap menegaskan bahwa Helen's Play Mart tidak layak untuk terus beroperasi.
Ketua Komisi 1 DPRD Kota Jambi, Rio Ramadan, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan masukan dari berbagai pihak dan bukti bahwa operasional tempat hiburan tersebut tidak sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.
"Setelah mempertimbangkan masukan dari tokoh agama, adat, pemuda, serta rekomendasi dari OPD terkait, kami memutuskan bahwa tempat ini tidak boleh beroperasi lagi. Ini adalah langkah sanksi yang tegas, dan kami merekomendasikan penutupan permanen Helen's Play Mart," tegas Rio.
Keputusan ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab DPRD Kota Jambi dalam menjaga moralitas masyarakat dan melindungi generasi muda dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh tempat hiburan malam tersebut.
Penutupan Helen's Play Mart menjadi simbol komitmen untuk menjaga agar Kota Jambi tetap aman, nyaman, dan sesuai dengan nilai-nilai budaya yang ada.(*)