Pentingnya Keseimbangan Peran Orang Tua dalam Memberi Bimbingan pada Remaja
Ilustrasi anak bermain bersama ayahnya saat berlibur.-(ANTARA/Ho Vier Moments-
JAKARTA – Psikolog klinis dari Universitas Indonesia, A. Kasandra Putranto, menekankan pentingnya keseimbangan peran orang tua dalam memberikan bimbingan yang tepat bagi perkembangan remaja. Dalam proses tumbuh kembang anak, baik ayah maupun ibu memiliki peran yang sangat vital dan saling melengkapi.
Kasandra menegaskan bahwa dalam hal ini, bukan dominasi peran orang tua yang dibutuhkan, melainkan peran aktif dan positif dari kedua orang tua. "Kata yang tepat adalah berperan. Kedua orang tua, baik ayah maupun ibu, harus terlibat secara aktif dalam mendampingi anak," ujarnya.
Menurut Kasandra, dari sisi emosional, ibu memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga kesejahteraan psikologi anak, terutama pada masa remaja. Remaja cenderung lebih terbuka kepada orang yang mereka anggap lebih empatik dan memahami perasaan mereka, dan seringkali ibu menjadi tempat mereka berbicara, terutama dalam masalah emosional dan sosial.
Penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan dan laki-laki sering kali merasa lebih nyaman untuk membuka diri kepada ibu mereka, terutama dalam kondisi yang penuh tekanan atau kebingungan. Ibu dianggap sebagai sosok pengasuh yang memberikan rasa aman dan dukungan emosional yang kuat, yang sangat dibutuhkan remaja saat menghadapi masalah.
BACA JUGA:Jangan Sampai Ketinggalan, Inilah Jadwal Pertandingan Liga 1 2024/2025
BACA JUGA:Peringatan Hari Guru Nasional 2024 di Kota Jambi: Momen Hargai Peran Pendidik dan Lestarikan Budaya Lokal
"Ibu sering kali menjadi figur yang mengajarkan nilai-nilai emosional, seperti empati, kasih sayang, dan cara mengelola konflik. Dalam kasus remaja yang terlibat kekerasan, penting bagi ibu untuk memahami alasan di balik perilaku anak dan menjelaskan konsekuensi dari tindakan tersebut," tutur Kasandra.
Sementara itu, peran ayah juga tidak kalah penting. Kasandra menjelaskan bahwa remaja sering mencari panutan dalam sosok ayah atau figur laki-laki yang dapat memberi rasa identitas diri. Ayah dapat memberikan contoh bagaimana menjadi pribadi yang bertanggung jawab, mengelola emosi, dan menyelesaikan konflik secara sehat.
“Ayah dapat menekankan nilai-nilai seperti rasa hormat terhadap orang lain, kontrol diri, serta pentingnya pengelolaan kekuatan dan emosi,” jelas Kasandra. Ayah juga berperan dalam memberikan struktur dan disiplin dalam keluarga, serta menetapkan batasan yang jelas dalam menghadapi perilaku ekstrem atau destruktif dari anak remaja.
Di sisi lain, ayah juga memegang peran penting dalam membentuk identitas maskulin anak laki-laki. Kasandra menambahkan bahwa remaja laki-laki sering kali terjebak dalam konsep maskulinitas yang keliru, seperti dominasi fisik atau kekuatan yang berlebihan. Ayah dapat membantu mendekonstruksi konsep tersebut dengan mengajarkan nilai-nilai positif tentang kekuatan, seperti keberanian untuk berbicara tentang perasaan atau menunjukkan kebaikan.
BACA JUGA:Djojabi Resmi Dibuka, Pusat Oleh-Oleh dan Aneka Jajanan Khas Nusantara di Kota Jambi
BACA JUGA:Proses PSU di Sungai Penuh Diperketat Pengawasan, Sekda Pantau Langsung
Kasandra juga menekankan bahwa orang tua perlu menciptakan rumah yang menjadi tempat yang nyaman bagi anak untuk bercerita. Orang tua perlu menerapkan pola asuh yang mengutamakan komunikasi terbuka dan empatik, memberikan dukungan emosional saat anak menghadapi masalah, serta menghargai privasi dan kebebasan anak.
Selain itu, orang tua juga disarankan untuk menjadi role model dengan memberikan contoh yang baik dan konsisten dalam pengasuhan. Dengan cara ini, anak akan merasa lebih terarah dan memperoleh bimbingan yang diperlukan dalam masa remaja mereka. (*)