TikTok Shop Makin Kuasai Pasar E-Commerce di Amerika, Tembus Penjualan $100 Juta
Ilustrasi aplikasi tiktok--pixabay
JAMBIKORAN.COM - TikTok Shop kembali membuktikan dominasinya di pasar e-commerce Amerika Serikat (AS).
Dalam laporan akhir November, platform ini mengklaim berhasil meraih penjualan sebesar $100 juta.
Tren ini semakin mencuri perhatian setelah momen Black Friday, yang berlangsung sehari setelah perayaan Thanksgiving, di mana pengguna AS berbondong-bondong berburu barang murah melalui TikTok Shop.
Data dari Facteus yang dianalisis oleh Reuters mengungkapkan bahwa TikTok Shop telah meraih pangsa pasar yang signifikan sejak resmi diluncurkan di AS pada September tahun lalu.
BACA JUGA:Daftar Negara yang Batasi Penggunaan Media Sosial untuk Anak-Anak
BACA JUGA:PPN Naik Jadi 12% Tahun Depan, Prabowo Subianto Jelaskan Alasannya
Beberapa merek besar, seperti ELF Cosmetics, SharkNinja Inc, dan Ninja Kitchen, bahkan sudah bergabung memanfaatkan platform ini untuk menjual produknya.
Menurut Erik Huberman, CEO Hawke Media, TikTok Shop adalah “saluran distribusi baru yang tidak ada tandingannya.”
Banyak klien agensinya yang berhasil menjual produk melalui TikTok Shop.
“Jujur saja, jika TikTok Shop hilang, itu akan menjadi kerugian besar bagi para penjual,” ujar Erik.
BACA JUGA:Harga Emas Antam 24 Karat Turun, Ini Rinciannya per Sabtu, 7 Desember 2024
BACA JUGA:TNI AL Miliki Lapangan Tembak Berteknologi ITMS di Kodiklatal
Namun, perjalanan TikTok di AS tidak selalu mulus. Pengadilan Banding Federal di Washington DC mendesak ByteDance, perusahaan induk TikTok yang berbasis di Tiongkok, untuk menjual operasionalnya di AS paling lambat 19 Januari 2025. Jika tidak, TikTok terancam dilarang beroperasi di AS.
Di sisi lain, TikTok Shop mengikuti strategi serupa dengan PDD Holdings, menjual barang dari vendor pihak ketiga, termasuk yang dikirim langsung dari Tiongkok dengan harga kompetitif. Selain itu, mereka juga menawarkan insentif bagi penjual lokal, seperti biaya lebih rendah dan pengiriman lebih cepat.