Pemberontak Suriah Dikabarkan Masuk Damaskus, Pertahanan Rezim Assad Melemah
Foto kolase Presiden Suriah, Bashar Al-Assad dan pemberontak Damaskus --
JAMBIKORAN.COM - Konflik bersenjata di Suriah kembali memanas setelah pasukan pemberontak dilaporkan berhasil merangsek masuk ke ibu kota Damaskus. Perlawanan sengit terjadi, mengindikasikan bahwa pertahanan rezim Presiden Bashar Al-Assad mulai menunjukkan tanda-tanda keruntuhan.
Seorang warga dari wilayah Barzeh, salah satu kawasan dalam kota Damaskus, melaporkan bahwa para pemberontak kini terlibat pertempuran langsung dengan pasukan pro-rezim.
"Saya melihat pejuang pemberontak bergerak melalui gang-gang di Barzeh menuju Jalan Klub Polisi. Suara bentrokan sangat keras, listrik padam, internet lemah, dan warga memilih tetap berada di rumah," tutur warga tersebut.
Di sisi lain, seorang pejabat keamanan di Suriah menyebut bahwa secara militer, Damaskus telah jatuh.
"Unit pengintaian pemberontak bahkan sempat memasuki Damaskus semalam untuk mencari Presiden Bashar Al-Assad, tetapi tidak berhasil menemukannya," ujarnya.
Menurut pemberontak, sejumlah operasi khusus telah memasuki Damaskus dan berhasil menguasai beberapa posisi strategis. Mereka juga mengklaim tengah menjalin komunikasi dengan sejumlah pejabat senior rezim yang diduga mempertimbangkan untuk membelot.
Pada Sabtu, 7 Desember 2024, pasukan pemberontak dilaporkan bergerak dari arah utara, selatan, dan timur menuju Damaskus. Mereka berhasil mencapai wilayah pinggiran kota yang berjarak kurang dari 5 mil dari pusat ibu kota.
Komandan pemberontak, Hassan Abdel Ghani, menegaskan bahwa pengepungan terhadap Damaskus telah dimulai.
"Pasukan kami telah memulai tahap akhir pengepungan ibu kota Damaskus," katanya.
Namun, pemerintah Suriah membantah klaim tersebut. Kementerian Pertahanan Suriah menegaskan bahwa pasukan bersenjata mereka tetap siaga di seluruh wilayah Damaskus.
"Tidak ada kebenaran dalam berita yang menyebutkan bahwa pasukan kami telah ditarik," ujar juru bicara kementerian.
Dengan situasi yang semakin genting, Damaskus kini berada dalam ancaman serius. Perang sipil yang berkepanjangan terus membawa dampak buruk, terutama bagi warga sipil yang terjebak di tengah konflik tanpa akhir ini. (*)