Penting! Berikut Gejala yang Patut Dicurigai sebagai Lupus
Ilustrasi - Odapus atau penderita lupus -Ist/National Institutes of Health-
JAKARTA, JAMBIKORAN.COM – Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi klinik Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Heru Sundaru Sp.PD K-AI, mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai beberapa gejala yang dapat menjadi tanda awal lupus, penyakit autoimun yang dapat memengaruhi berbagai organ tubuh.
"Gejala awal yang perlu diwaspadai adalah demam, kelelahan (fatigue), penurunan berat badan, nyeri otot dan sendi, serta gangguan pada kulit atau mukosa (selaput lendir)," ujar Heru dalam webinar bersama RS Medistra mengenai lupus, yang diselenggarakan pada Rabu 11 Desemebr 2024 di Jakarta.
Heru menjelaskan bahwa gejala lupus dapat berbeda-beda pada setiap individu, dan tidak ada kombinasi gejala khusus yang menjadi penanda pasti penyakit ini. Gejala lupus juga bisa melibatkan berbagai organ tubuh, seperti paru-paru, darah, hati, dan limpa.
Penyakit lupus perlu dicurigai terutama pada wanita muda yang mengalami gejala pada dua atau lebih organ tubuh, yang penyebabnya sulit dijelaskan, serta jika ada riwayat lupus dalam keluarga. Menurut Heru, kelelahan berlebihan atau fatigue tercatat sebagai penyebab utama lupus, dengan persentase lebih dari 50% menurut survei di luar negeri.
BACA JUGA:Tips Membersihkan Cermin agar Berkilau Tanpa Noda
BACA JUGA:Wamendagri Ungkap Banyaknya Jumlah Potensi Sengketa Pilkada 2024
Gejala kulit yang khas pada lupus adalah "butterfly rash", yaitu kemerahan berbentuk kupu-kupu di sekitar pipi dan hidung. Selain itu, penderita lupus juga sering sensitif terhadap cahaya matahari, dapat mengalami sariawan, kebotakan, pucat atau kebiruan pada ujung kuku, bercak perdarahan, dan gatal-gatal.
Heru menekankan pentingnya untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika ada kecurigaan gejala lupus, terutama pada wanita. Meskipun tidak ada tes khusus untuk mendiagnosis lupus, dokter akan mendiagnosis berdasarkan kombinasi pemeriksaan fisik, tes darah, tes urin, dan riwayat medis pasien.
Salah satu tes yang umum dilakukan adalah pemeriksaan ANA (Anti-Nuclear Antibody), yang digunakan untuk mendeteksi auto-antibodi yang menyerang tubuh sendiri.
Meskipun tes ini bisa menunjukkan hasil positif pada penderita lupus, Heru menjelaskan bahwa hasil ANA positif tidak serta merta menunjukkan seseorang menderita lupus. Tes ANA positif juga dapat ditemukan pada penyakit autoimun lainnya, dan bahkan 15% orang sehat pun dapat memiliki ANA positif.
BACA JUGA:Status DKI Resmi Dicabut dari Jakarta, IKN Kini Jadi Ibukota
BACA JUGA:Pilih Santai, Mesti Digugat, Agnez Mo, Selebriti
"Jika lupus sedang aktif, 95% pasien biasanya akan menunjukkan hasil positif ANA. Namun, penting untuk diingat bahwa ANA positif tidak otomatis berarti terdiagnosis lupus, karena hanya 11-35% orang dengan ANA positif yang benar-benar menderita lupus," jelas Heru.
Mengingat gejala lupus dapat menyerupai penyakit lainnya, diagnosis yang tepat memerlukan pemeriksaan menyeluruh oleh dokter yang berpengalaman. (*)