Ekonom Sebut Perekonomian RI Tunjukkan Stabilitas, bukan Stagnasi
![](https://jambiindependent.bacakoran.co/upload/ff4d726b1cdb663e25ebb2d93bfc3964.jpg)
Suasana di pasar tradisional. Ekonom sebut ekonomi RI masih stabil-Foto : ist-Jambi Independent
JAKARTA,JAMBIKORAN.COM - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengatakan bahwa perekonomian Indonesia masih menunjukkan daya tarik yang tetap baik atau mengalami stabilitas dibandingkan dengan negara-negara lain dalam anggota G20.
Ia menegaskan bahwa stabilitas tidak sama dengan stagnasi. Adapun stagnasi berarti menunjukkan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak bergerak, seperti yang terjadi pada Jepang dan Jerman.
“Ini perlu kami tekankan bahwa stabilitas itu berbeda dengan stagnasi. Jadi kami mencatat di sini bahwa ekonomi Indonesia itu mengalami stabilitas, bukan mengalami stagnasi,” dalam Media Briefing PIER Economic Review: FY 2024 secara virtual di Jakarta, Senin, 10 Februari 2025.
Dibandingkan dengan sebagian besar negara anggota G20, Josua mengatakan bahwa perekonomian Indonesia tetap memiliki fundamental yang baik.
BACA JUGA:Tembus Rp 1.667.000 per Gram Hari Ini, Harga Emas Antam Naik Rp 5.000
BACA JUGA:Prabowo Izinkan Impor Pupuk Untuk Kebutuhan Subsidi
Permata Institute for Economic Research (PIER) menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap resilient di tengah tantangan global sebesar 5,03 persen di tahun 2024.
Untuk tahun 2025, PermataBank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai di angka antara 5,0 persen hingga 5,2 persen.
Josua menyampaikan proyeksi ekonomi Indonesia yang cenderung stabil hingga 2026 sejalan dengan proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia, maupun Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Namun, berdasarkan proyeksi global, ekonomi Amerika Serikat (AS) dan China diperkirakan akan terus mengalami perlambatan. Di sisi lain, ekonomi negara di kawasan Eropa menunjukkan adanya perbaikan pada tahun ini.
“Untuk pertumbuhan ekonomi (Indonesia), kami perkirakan sepanjang tahun ini masih akan berkisar di kisaran 5,1 persen. Tepatnya 5,11 persen,” kata Josua.
BACA JUGA:Siap Gunakan Anggaran BTT Dukung Program Makan Bergizi Gratis di Kota Jambi
BACA JUGA:Kepala Samsat Bungo Libatkan Honorer Dalam Kasus Korupsi
Konsumsi rumah tangga, imbuh Josua, masih akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini. Sementara itu, kinerja ekspor diperkirakan akan cenderung mengalami perlambatan karena konsekuensi dari dampak perlambatan global, khususnya berasal dari mitra dagang utama Indonesia yaitu China dan AS.
“Inflasi kami perkirakan masih akan tetap terkendali di kisaran tetap di bawah 3 persen,” ujar dia.
Defisit fiskal diperkirakan akan berkisar di angka 2,4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Hal ini sebagai implikasi potensi peningkatan dari sisi belanja (spending) pemerintah, sedangkan di sisi lain terdapat potensi penurunan dari sisi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).