KPK Diminta Periksa dan Adili Mafia Bawang Putih

--
Puluhan pemuda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Peduli Rakyat Indonesia (Gempari) melakukan demonstrasi di depan Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis 27 Feruari 2025.
Dalam demo ini, pendemo meminta agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa dan mengadili mafia kuota bawang putih di Kementeria Perdagangan (Kemendag).
"Mendesak KPK RI segera memeriksa dan mengadili mafia kuota bawang putih di Kementeria Perdagangan," kata Koordinator Lapangan (Korlap) Alfian dalam keterangannya, Kamis 27 Februari 2025.
Dia mengatakan, Presiden Prabowo Subianto sudah berkomitmen untuk melakukan swasembada pangan dan mengurangi ketergantungan impor komoditi yang dapat diproduksi dalam Negeri. Maka itu, kata dia, Kemendag harus mendukung program Prabowo tersebut sebagai kepala negara.
"Mendesak KPK, Kejagung, Mabes Polri segera berantas mafia kuota bawang putih yang diduga melibatkan (pejabat yang berinisial) ZH, BS, dan SNAE," katanya.
Maka itu, dia meminta, agar Prabowo juga peka mengenai hal ini. Kemudian, sambungnya, copot tiga anak buahnya itu. "ZH, BS, dan SNAE," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) merespons kenaikan harga bawang putih yang mencapai Rp 40.107/kg jelang Ramadan ini. Staf Ahli Kemendag, Tommy Andara mengkalim kenaikan ini sudah dikoordinasikan dengan importir untuk segera merealisaikan Persetujuan Impornya (PI).
"Kemendag sudah mengimbau pada pemegang PI untuk segera mempercepat realiasi," ujar Tommy dalam Rakor Pengendalian Inflasi, Senin 24 Februari 2025.
Ia memastikan pada Maret nanti realisasi impor bawang putih akan segera membanjiri pasar dalam negeri.
"Maret akan masuk 21.000 ton dan April bertambah masuk lagi 14.600 ton," kata Tommy.
Berdasarkan data yang dipaparkannya, alokasi kebutuhan impor bawang putih untuk tahun 2025 mencapai 550.000 ton. Sementara, PI yang baru diterbitkan adalah 226.101.
Namun Kemendag mengakui hingga kini masih belum ada realisasi dari para pemegang persetujuan impor. Berdasarkan informasi importir bawang putih, banyak importir belum melakukan realisasi karena masih di posisi wait and see akibat adanya kebijakan penyaluran bawang putih sebesar 20 persen untuk alokasi kebutuhan operasi pasar pada bulan Ramadan dan lebaran 2025.
Walau demikian, Tommy telah mengupulkan para importir yang telah memiliki PI serata menghimbau agar mempercepat realisasi impor bawang putih. (*)