Amalan Sunnah Rasulullah di Bulan Ramadan

Reporter: Rizal Zebua |

Editor: Rizal Zebua |

Sabtu , 08 Mar 2025 - 14:31

Menyegerakan berbuka puasa di waktu maghrib merupakan amalan yang dapat dilakukan di bulan puasa-jambi independent-Jambi Independent

amalan sunnah rasulullah di bulan ramadan                            bulan ramadan adalah bulan penuh berkah, di mana umat islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan mengikuti sunnah rasulullah saw. di antaranya adalah makan sahur, menyegerakan berbuka, memperbanyak doa, membaca al-qur’an, serta melaksanakan shalat tarawih dan qiyamul lail. 
rasulullah saw juga mencontohkan beriktikaf di sepuluh malam terakhir untuk mencari lailatul qadar. dengan mengamalkan sunnah-sunnah ini, ramadan menjadi lebih bermakna dan membawa keberkahan dunia serta akhirat. 
1. menyegerakan berbuka puasa 
rasulullah saw menganjurkan untuk segera berbuka puasa saat waktu maghrib tiba. berbuka dengan kurma atau air merupakan sunnah yang dianjurkan, sebagaimana disebutkan dalam hadis, "manusia akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka." (hr. bukhari dan muslim).
baca juga:rekomendasi buku motivasi, bisa mengubah cara pandang hidup
baca juga:calon pengurus danantara diumumkan pekan depan
hal ini menunjukkan bahwa tidak perlu menunda-nunda berbuka, karena menyegerakannya termasuk dalam kebaikan yang dicintai allah swt. jika tidak ada kurma, rasulullah saw menganjurkan berbuka dengan air sebelum menikmati hidangan lainnya. 
selain itu, saat berbuka merupakan waktu mustajab untuk berdoa, sehingga umat islam dianjurkan untuk berdoa memohon keberkahan dan ampunan sebelum menyantap makanan. 
2. mengakhirkan sahur 
makan sahur sangat dianjurkan karena memberikan energi untuk berpuasa dan membedakan puasa umat islam dengan puasa umat lainnya. rasulullah saw bersabda, "bersahurlah kalian, karena dalam sahur itu ada keberkahan." (hr. bukhari dan muslim).
sunnahnya adalah mengakhirkan sahur mendekati waktu subuh, tetapi tetap menyisakan waktu untuk berhenti sebelum adzan berkumandang. 
dalam hadis lain, rasulullah saw dan para sahabat mengakhirkan sahur hingga jarak waktu antara sahur dan azan subuh kira-kira setara dengan bacaan 50 ayat al-qur'an (hr. bukhari dan muslim). 
selain sebagai bekal fisik, sahur juga merupakan waktu yang penuh keberkahan, yang mana seorang muslim dapat memanfaatkannya untuk beribadah, beristighfar, dan berdoa kepada allah swt.
sebaiknya, makanan sahur terdiri dari makanan bergizi yang memberikan energi tahan lama. serta diiringi dengan minum air yang cukup agar tubuh tetap terhidrasi sepanjang hari. 
bahkan jika hanya dengan seteguk air atau sebutir kurma, tetap dianjurkan untuk tidak melewatkan sahur karena keutamaannya yang besar. 
3. memperbanyak bacaan al-qur'an 
ramadan dikenal sebagai bulan turunnya al-qur'an (syahrul qur’an), sehingga memperbanyak tilawah, tadabbur, dan menghafal al-qur’an sangat dianjurkan. rasulullah saw sendiri selalu memperbanyak membaca al-qur'an di bulan ini, bahkan jibril as menemui beliau setiap malam ramadan untuk menyimak bacaan al-qur’an beliau (hr. bukhari dan muslim). 
membaca al-qur’an di bulan ramadan tidak hanya memberikan pahala yang berlipat ganda, tetapi juga menjadi sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada allah swt. selain membaca, umat islam juga dianjurkan untuk memahami maknanya (tadabbur) dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 
banyak ulama salaf yang mengkhatamkan al-qur’an berkali-kali selama ramadan sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap kitab suci ini. tilawah al-qur’an dapat dilakukan kapan saja. 
tetapi waktu yang utama adalah setelah salat fardhu, di antara tarawih, atau saat sahur dan menjelang subuh. membiasakan diri membaca al-qur’an setiap hari di bulan ramadan juga dapat menjadi awal untuk menjadikannya sebagai kebiasaan setelah ramadan berakhir. 
4. meningkatkan sedekah
rasulullah saw dikenal sebagai orang yang paling dermawan, terutama di bulan ramadan. dalam hadis disebutkan bahwa kedermawanan beliau lebih besar dibandingkan angin yang berembus (hr. bukhari dan muslim), menunjukkan betapa beliau tidak pernah ragu dalam membantu sesama, khususnya di bulan penuh berkah ini. 
bersedekah bisa berupa uang, makanan untuk berbuka, atau membantu orang lain dengan tenaga dan waktu. memberi makan orang yang berpuasa juga merupakan amalan yang sangat dianjurkan. 
rasulullah saw bersabda, "barang siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang tersebut sedikit pun." (hr. tirmidzi).
oleh karena itu, berbagi makanan berbuka atau sahur, terutama kepada orang yang membutuhkan, menjadi salah satu bentuk sedekah yang sangat dianjurkan. 
selain itu, sedekah tidak selalu dalam bentuk materi. menolong orang lain, memberikan waktu untuk membantu pekerjaan yang bermanfaat, tersenyum kepada sesama, serta berkata baik juga termasuk bentuk sedekah. 
ramadan adalah waktu terbaik untuk melatih keikhlasan dalam berbagi dan menanamkan kebiasaan peduli terhadap sesama.
5. melaksanakan salat tarawih
salat tarawih adalah sunnah muakkadah yang dilakukan setelah salat isya dan menjadi salah satu ibadah khas di bulan ramadan. rasulullah saw bersabda, "barang siapa yang mendirikan ramadan (shalat malam) dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (hr. bukhari dan muslim). 
salat tarawih bisa dilakukan secara berjamaah di masjid atau sendiri di rumah, tergantung pada kemampuan dan kenyamanan masing-masing. namun, rasulullah saw pernah melaksanakan tarawih berjamaah dengan para sahabat dan menganjurkan umatnya untuk menghidupkan malam ramadan dengan ibadah. 
jumlah rakaat tarawih bervariasi, ada yang melaksanakan 8 rakaat dan ada yang 20 rakaat, ditutup dengan witir. yang terpenting adalah melaksanakannya dengan khusyuk dan istiqamah. 
selain mendapatkan pahala besar, tarawih juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada allah swt dan menghidupkan malam-malam ramadan dengan ibadah yang berkualitas. 
6. i’tikaf di 10 malam terakhir 
rasulullah saw selalu beri’tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir ramadan untuk lebih mendekatkan diri kepada allah dan mencari lailatul qadar. beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah pada malam-malam tersebut, bahkan membangunkan keluarganya agar ikut beribadah (hr. bukhari dan muslim). 
i’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribadah, menjauhkan diri dari kesibukan duniawi, serta fokus pada salat, dzikir, membaca al-qur’an, dan doa. tujuan utamanya adalah mencari ridha allah swt dan meraih malam lailatul qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan (qs. al-qadr: 3). 
bagi yang tidak bisa beri’tikaf penuh, bisa melakukannya di malam-malam tertentu atau memperbanyak ibadah di rumah dengan meningkatkan salat malam dan dzikir.
sepuluh malam terakhir ramadan adalah kesempatan istimewa untuk meraih ampunan dan keberkahan dari allah swt. dengan mengamalkan sunnah-sunnah ini, diharapkan ibadah selama ramadan menjadi lebih berkah dan mendekatkan diri kepada allah swt. (*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Jambi Independent 09 Maret 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan