Amalan Sunnah Rasulullah di Bulan Ramadan

Menyegerakan berbuka puasa di waktu maghrib merupakan amalan yang dapat dilakukan di bulan puasa-jambi independent-Jambi Independent

Salat tarawih bisa dilakukan secara berjamaah di masjid atau sendiri di rumah, tergantung pada kemampuan dan kenyamanan masing-masing. Namun, Rasulullah SAW pernah melaksanakan Tarawih berjamaah dengan para sahabat dan menganjurkan umatnya untuk menghidupkan malam Ramadan dengan ibadah. 

Jumlah rakaat tarawih bervariasi, ada yang melaksanakan 8 rakaat dan ada yang 20 rakaat, ditutup dengan witir. Yang terpenting adalah melaksanakannya dengan khusyuk dan istiqamah. 

Selain mendapatkan pahala besar, tarawih juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menghidupkan malam-malam Ramadan dengan ibadah yang berkualitas. 

6. I’tikaf di 10 Malam Terakhir 

Rasulullah SAW selalu beri’tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir Ramadan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan mencari Lailatul Qadar. Beliau bersungguh-sungguh dalam ibadah pada malam-malam tersebut, bahkan membangunkan keluarganya agar ikut beribadah (HR. Bukhari dan Muslim). 

I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribadah, menjauhkan diri dari kesibukan duniawi, serta fokus pada salat, dzikir, membaca Al-Qur’an, dan doa. Tujuan utamanya adalah mencari ridha Allah SWT dan meraih malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan (QS. Al-Qadr: 3). 

Bagi yang tidak bisa beri’tikaf penuh, bisa melakukannya di malam-malam tertentu atau memperbanyak ibadah di rumah dengan meningkatkan salat malam dan dzikir.

Sepuluh malam terakhir Ramadan adalah kesempatan istimewa untuk meraih ampunan dan keberkahan dari Allah SWT. Dengan mengamalkan sunnah-sunnah ini, diharapkan ibadah selama Ramadan menjadi lebih berkah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan