Perkuat Adaptasi Iklim Melalui Sistem Pangan Terintegrasi

PANGAN: Budidaya ikan menggunakan sistem bioflok jaring apung di Kelurahan Kasang.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
JAMBI – Kelurahan Kasang merupakan daerah yang berada di bantaran Sungai Batanghari, yang kerap mengalami genangan dan banjir tahunan saat musim hujan atau ketika debit sungai meningkat. Kondisi ini berdampak langsung pada pemukiman, infrastruktur, serta lahan pertanian masyarakat, menjadikan ketahanan pangan sebagai kebutuhan yang sangat mendesak.
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melalui Fuel Terminal (FT) Jambi, mengembangkan sistem ketahanan pangan terintegrasi berbasis lingkungan untuk menanggapi tantangan tersebut. Sistem ini meliputi budidaya hidroponik sebagai solusi bercocok tanam di lahan terbatas dan tahan genangan, pengelolaan sawah secara adaptif agar tetap produktif meskipun curah hujan tinggi, penanaman tanaman palawija seperti jagung dan ubi yang cepat panen sebagai cadangan pangan, serta budidaya ikan menggunakan sistem bioflok jaring apung yang efisien dan tetap berfungsi dalam kondisi air tergenang.
Lurah Kasang, Novri Indra, menyampaikan program ini telah membantu masyarakat terhindar dari gagal panen maupun kerugian pasca banjir tahunan yang sebelumnya kerap mengganggu stabilitas pangan warga.
“Inisiatif ini sangat bermanfaat bagi wilayah kami. Kami optimis, dengan kolaborasi berbagai pihak, Kelurahan Kasang bisa menjadi percontohan kelurahan tangguh iklim dan mandiri pangan di Kota Jambi,” katanya.
BACA JUGA:Transaksi UMKM Selama Siginjai 2025 Capai Rp 829 Juta
BACA JUGA:Maulana Targetkan Revolusi Kesehatan Komunitas
FT Manager Jambi, Agung Surendro, menyatakan program ini merupakan bentuk nyata strategi adaptasi terhadap risiko iklim. Menurutnya, seluruh pendekatan ini dirancang untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap risiko iklim sekaligus mendukung ketahanan pangan lokal secara berkelanjutan.
“Pertamina berperan sebagai penyedia energi sekaligus mitra strategis dalam pembangunan masyarakat. Ketahanan pangan lokal menjadi landasan penting dalam membentuk komunitas yang tangguh menghadapi risiko iklim, terutama di wilayah rawan banjir seperti Kasang,” ujarnya.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, menegaskan melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis masyarakat, Pertamina terus berupaya menciptakan dampak positif dari tingkat lokal dalam mendukung agenda nasional penurunan emisi karbon dan pembangunan berkelanjutan.
“Pertamina mendorong penuh Kelurahan Kasang untuk terlibat dalam ProKlim karena wilayah ini memiliki potensi besar dalam penguatan ketahanan pangan dan pengelolaan lingkungan berbasis komunitas. Inisiatif ini sekaligus menjadi bagian dari kontribusi nyata Pertamina dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama Tujuan 2 (Tanpa Kelaparan), Tujuan 13 (Penanganan Perubahan Iklim), dan Tujuan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan),” tutup Nikho. (*)