Maulana Targetkan Revolusi Kesehatan Komunitas

Suasana rekor MURI untuk pelatihan Hidup Dasar melibatkan ribuan pegawai Pemkot Jambi.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

JAMBI – Bukan soal rekor. Wali Kota Jambi, dr. Maulana, menekankan bahwa kesiapan menghadapi kondisi darurat—terutama dalam menyelamatkan nyawa—harus menjadi bagian dari budaya kerja seluruh aparatur pemerintah, bukan hanya pencapaian seremoni sesaat.

Pernyataan ini menyusul keberhasilan Kota Jambi memecahkan Rekor MURI untuk pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) terbanyak dengan melibatkan 1.200 pegawai Pemkot. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian ilmiah Indonesia Anasthesia and Intensive Care Annual Scientific Meeting (INASIA) 2025, yang dipusatkan di Kota Jambi sejak 30 April hingga 4 Mei lalu.

Bagi Maulana, penghargaan nasional seperti ini hanyalah permulaan. Ia memiliki misi yang lebih besar: menjadikan Kota Jambi sebagai pionir kota siaga darurat kesehatan.

BACA JUGA:Dorong Optimalisasi Aset untuk Latihan Atlet Muda

BACA JUGA:Walikota Jambi: Inklusivitas adalah Kewajiban, Bukan Pilihan

“Pemkot tidak ingin pelatihan seperti ini berhenti di angka dan seremoni. Kita sedang membangun kesadaran kolektif, bahwa menyelamatkan nyawa adalah tanggung jawab setiap individu, apalagi sebagai pelayan publik,” ujar Maulana, baru-baru ini.

Ia menegaskan bahwa, kemampuan dasar seperti melakukan CPR atau pertolongan pertama harus menjadi standar bagi seluruh pegawai, terutama mereka yang bekerja langsung dengan masyarakat, seperti guru, tenaga kebersihan, hingga pegawai pelayanan publik.

“Kita ingin tiap kantor, tiap sekolah, tiap ruang publik di Kota Jambi punya orang yang siap bertindak dalam lima menit pertama penyelamatan. Karena dalam kondisi darurat, lima menit bisa menentukan hidup atau tidaknya seseorang,” tegasnya.

Maulana menilai keberhasilan pelatihan masal ini membuka peluang besar untuk menjadikan Jambi sebagai pusat edukasi darurat kesehatan berbasis masyarakat. 

Ia bahkan mendorong pelibatan aktif masyarakat sipil, pelajar, dan kelompok relawan ke depannya.

“Kita akan masifkan ini. Ke depan, pelatihan akan menyasar RT, RW, dan komunitas. Kota yang sehat bukan hanya yang punya rumah sakit canggih, tapi kota yang warganya siap membantu sebelum ambulans datang,” kata Maulana.

Ia juga memerintahkan jajarannya agar pelatihan serupa dimasukkan dalam program rutin lintas dinas, dan meminta seluruh fasilitas umum dilengkapi dengan peralatan pertolongan pertama dan petunjuk darurat yang mudah dipahami.

“Langkah kecil ini bagian dari ikhtiar besar kita: membentuk budaya tanggap, peduli, dan manusiawi,” ucap Maulana.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan