Ketika Green Goblin Memimpin Dunia

Ketika Green Goblin Memimpin Dunia-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
Bullseye memakai jubah Hawkeye. Mac Gargan (Venom) tampil sebagai Spider-Man. Bahkan Osborn sendiri mengenakan armor mirip Iron Man dan menamainya Iron Patriot.
Namun, seperti kata pepatah lama: semakin tinggi pohon, semakin kencang angin menerpa. Selama peristiwa Siege, Osborn mengambil langkah terlalu jauh dengan menyerang Asgard, yang saat itu melayang di atas Broxton, Oklahoma.
Ia mengklaim bahwa Asgard mengancam keamanan nasional. Padahal motif utamanya adalah memperkuat legitimasi pemerintahannya yang mulai goyah.
Aksi brutal itu akhirnya membuka mata banyak pihak. Termasuk para superhero yang selama ini diam. Thor, Iron Man, dan Captain America bersatu kembali untuk menjatuhkan Osborn.
Di tengah pertempuran yang brutal, kedok Osborn terbongkar. Ia kehilangan kendali. Baik secara militer maupun mental. Ia dipermalukan di depan publik dan akhirnya dijebloskan ke penjara.
Osborn jatuh. Tapi warisan dari masa kekuasaannya tidak hilang begitu saja. Thunderbolts bukan lagi sekadar nama tim. Di bawah Osborn, mereka menjelma jadi simbol. Simbol dari betapa tipisnya batas antara pahlawan dan penjahat, antara hukum dan kekuasaan.
Dalam dunia Marvel, karakter seperti Osborn menantang pembaca untuk bertanya ulang: siapa sebenarnya yang patut dipercaya?
Kini, ketika Marvel Studios bersiap membawa Thunderbolts ke layar lebar pada 2025, banyak penggemar bertanya-tanya: apakah versi filmnya akan membawa semangat manipulatif Osborn ke layar?
Apakah ia akan muncul sebagai bayangan gelap di balik tim yang berisi tokoh-tokoh abu-abu seperti Yelena Belova, Bucky Barnes, hingga John Walker?
Belum ada konfirmasi resmi apakah Norman Osborn akan terlibat. Tapi bagi para penggemar lama, sulit membayangkan Thunderbolts tanpa sosok licik dan karismatik satu itu.
Karena sejatinya, Osborn bukan hanya musuh Spider-Man. Ia adalah simbol dari bahaya kekuasaan yang dibungkus dengan retorika indah. Sosok yang mengajarkan kita bahwa bahkan wajah paling patriotik pun bisa menyembunyikan niat paling keji. (*)