Sleep Tourism, Liburan Sekaligus Mengatasi Insomnia

-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent

Sleep tourism dapat mengembalikan ritme tidur alami. Menjauh dari hiruk-pikuk kota dan gangguan digital, wisata tidur memungkinkan tubuh kembali ke pola tidur yang sehat dan alami. 

Liburan itu dapat mengurangi stres. Sebab, mereka berada dalam suasana lingkungan yang tenang. Pun, terapi relaksasi dinilai dapat membantu menurunkan kadar stres yang menjadi penyebab utama insomnia.

Sleep tourism juga menawarkan pengalaman liburan yang personal dan mendalam. Menyentuh aspek penting dalam hidup, baik kesehatan mental dan fisik.

Contoh Sleep Tourism

Beberapa hotel dan resort kelas dunia sudah mulai mengadopsi konsep itu. Misalnya, Zedwell Hotel di London. Hotel itu dirancang khusus untuk tidur, dengan kamar yang kedap suara dan bebas gangguan.

Six Senses di Portugal menawarkan program Sleep Upgrade dengan alat pemantau tidur dan konsultasi personal. Bahkan di Bali, beberapa retreat sudah menyediakan program tidur sehat dalam paket wellness mereka.

Sleep tourism bukan sekadar tren gaya hidup. Tapi juga jawaban atas kebutuhan mendasar manusia yang mulai terabaikan: tidur berkualitas.

Liburan tak lagi hanya tentang berbagi foto estetik di Instagram. Tapi tentang kembali mengenal tubuh dan memberikan istirahat yang sesungguhnya.

Jadi, jika insomnia mulai mengganggu dan pikiran tak kunjung tenang, mungkin sudah saatnya liburan sambil tiduran. (*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan