Lewat Festival Tumpah Ruah, Maulana-Diza Bangkitkan Lagi Kenangan Kota Tua Jambi

-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

Wali Kota Jambi Maulana mengatakan, festival ini bukan sekadar hiburan.

"Langkah awal Pemerintah Kota Jambi untuk membangun kembali Kota Tua sebagai pusat ekonomi, sosial, dan budaya yang memadukan unsur tradisional dan modern,” ujar Maulana.

Dia menyebut, guna menghidupkan dan meramaikan kembali Kota Tua, kawasan Terminal Rawasari, Pasar Jambi sebagai salah satu tempat perputaran ekonomi, maka pemerintah harus memadukan konsep tradisional dengan modern.

Kata dia, kawasan Pasar Jambi ini mulai ditinggalkan. Tentu itu ada sebabnya.

"Kenapa? Karena kita memutus hubungan antara tradisional dan modern. Pasar Tua yang ada di belakang kita menjadi ditinggalkan karena tidak terkoneksi baik dengan sistem transportasi dan ruang-ruang modern,” kata Maulana.

Maulana mencontohkan, banyak kota besar, termasuk Surabaya, Jakarta, dan Semarang, sudah membangun kembali Kota Tua-nya dengan pendekatan menggabungkan unsur tradisional dan modern.

“Terminal ini harus kita hidupkan kembali. Bukan sekedar terminal, tetapi menjadi simpul ekonomi dan budaya baru. Terminal bus listrik akan hadir di sini, tapi kita juga akan memberdayakan angkot-angkot sebagai feader, mengantar warga ke titik-titik penting kota ini,” kata Maulana.

Dengan mengusung konsep Co-Working Space, Wali Kota Maulana optimis Terminal Rawasari akan bertransformasi menjadi Ruang Milenial, sebuah pusat kreativitas bagi talenta muda, wadah kolaborasi komunitas, serta ruang tumbuh bagi pelaku UMKM. 

Di tempat ini, generasi muda dapat mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi melalui berbagai kegiatan positif seperti pelatihan, workshop, hingga inkubasi usaha yang mendorong lahirnya wirausaha baru yang mandiri dan inovatif.

“Dengan antusias masyarakat yang kita lihat malam ini, membuktikan bahwa masyarakat kota Jambi itu membutuhkan ruang-ruang untuk berkumpul dan berinteraksi,” ucap Maulana.

Lanjutnya, jika kawasan ini hidup kembali sebagai pusat-pusat kreatif, kuliner dan UMKM, maka kawasan legendaris yang penuh dengan sejarah ini bisa menjadi tempat bernostalgia bagi masyarakat yang ingin kembali kemasa lalu namun dengan konsep yang modern.

Sebelumya, Wakil Wali Kota Diza Hazra Aljosha dalam laporannya menyebut, hanya dalam 2 jam sebelum pembukaan resmi, omset UMKM yang tergabung dalam festival itu telah mencapai Rp108 juta dengan 1.800 pengunjung.

“Target kami 3.000 pengunjung setiap hari selama empat hari ke depan. Melihat antusias masyarakat malam ini, saya yakin target itu bisa terlampaui,” ujarnya optimistis.

Ia juga menjelaskan bahwa Festival Tumpah Ruah diselenggarakan sepenuhnya dengan kolaborasi dan swadaya komunitas lokal, tanpa melibatkan event organizer profesional.

“Festival ini awalnya kami siapkan untuk Hari Kemerdekaan. Tapi tantangan langsung dari Bapak Wali Kota agar digelar pada momentum HUT Kota Jambi, kami jawab dengan semangat kolaborasi. Bisa dibilang, ini proyek ‘Roro Jonggrang’, disiapkan dalam waktu kilat,” ungkap Wawako Diza dengan semangat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan