Pedagang Talang Banjar Tolak Sistem Undian Lapak, Klaim Sudah Lama Tempati dan Bayar Retribusi

Tampak seorang pedagang Pasar Talang Banjar menyampaikan keberatan nya kepada panitia pendataan.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
JAMBI – Sejumlah pedagang Pasar Talang Banjar Kota Jambi menyatakan keberatan atas sistem undian penempatan lapak yang diberlakukan pasca penertiban beberapa waktu lalu.
Mereka merasa tidak adil, bila lapak yang telah lama mereka tempati harus diambil alih oleh pedagang lain lewat sistem undian.
Para pedagang yang protes mengaku telah menempati lapak-lapak tersebut sejak bertahun-tahun lalu, serta rutin membayar retribusi kepada pihak pasar.
“Kami di sini bukan pedagang baru. Sudah lama kami berjualan dan bayar retribusi. Kenapa sekarang harus diundi lagi?” ujar Sawardi, salah satu pedagang.
BACA JUGA:Siswa: Kami Disuruh Menggambar, Ujian Akhir di SDN 161 Sempat Terhambat
BACA JUGA:Lapas Narkotika Muara Sabak Launching Penanam Jagung, Program Akselerasi Menteri Imipas
Pemerintah Kota Jambi melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) melakukan penertiban di area Pasar Talang Banjar.
Penertiban tersebut disusul dengan kebijakan pengundian lapak untuk penataan ulang pedagang.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Sarana dan Prasarana Disperindag Kota Jambi, Budi Setiawan, menyebutkan bahwa sistem undian dilakukan untuk menciptakan keadilan dan ketertiban di lingkungan pasar.
“Sampai kemarin, sudah ada tambahan 114 pedagang yang mendaftar untuk menempati Pasar Talang Banjar, dan 8 pedagang untuk Pasar Angso Duo,” jelas Budi saat dikonfirmasi, Kamis (12/6/2025).
Ia menambahkan bahwa, proses penataan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menata kembali kawasan pasar agar lebih rapi, teratur, dan memberikan kenyamanan bagi seluruh pedagang serta pengunjung.
Namun demikian, sejumlah pedagang tetap berharap agar Pemkot Jambi mempertimbangkan keberadaan mereka yang sudah lama berjualan dan membayar retribusi secara rutin.
Mereka meminta ada kebijakan khusus bagi pedagang lama agar tidak tersingkir oleh sistem baru yang dinilai tidak mempertimbangkan sejarah dan kontribusi mereka.(zen)