Satu Anggota KKB Tewas, Ganja Diamankan

KKB: Pionus Gwijangge alias Perampok Gwijangge yang tewas setelah baku tembak dengan Satgas Damai Cartenz. -IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
PAPUABARAT - Kontak tembak kembali terjadi antara aparat gabungan dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Pugima, Distrik Welalegama, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Dalam operasi ini, satu anggota KKB dilaporkan tewas dan barang bukti berupa ganja turut diamankan.
Komandan Operasi Damai Cartenz-2025, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, mengungkapkan bahwa satu anggota KKB yang tewas diketahui bernama Pionus Gwijangge, alias Perampok Gwijangge.
Ia tewas setelah terkena tembakan di bagian dada kanan.
BACA JUGA:Jemaah Haji Harus Perhatikan Barang Bawaan
BACA JUGA:Bandara Ben Gurion Israel Luluh Lantah
"Pionus adalah keponakan dari Egianus Kogoya, pemimpin KKB wilayah Nduga," jelas Brigjen Faizal saat memberi keterangan pada Kamis, 12 Juni 2025.
Jenazah Pionus Gwijangge telah dievakuasi ke RSUD Wamena sebelum dibawa ke Sinakma, dan selanjutnya ke Kompleks Woken di Kampung Sapalek, Distrik Papua.
Menurut Brigjen Faizal, dalam baku tembak tersebut, pihak KKB sempat menyatakan dua anggotanya hilang. Satu di antaranya telah teridentifikasi sebagai Pionus, sementara satu lainnya masih dalam pencarian dan diduga mengalami cedera serius, termasuk patah kaki.
Selain menewaskan satu anggota KKB, aparat juga menyita barang bukti berupa dua ons ganja. Ganja ini diduga kuat milik Egianus Kogoya.
“Dari hasil pemeriksaan terhadap ponsel Egianus, kami menemukan sejumlah dokumentasi berupa foto dan video yang memperlihatkan dirinya berada di kebun ganja miliknya, yang berlokasi di Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo,” ungkapnya.
Temuan ini memperkuat dugaan bahwa Egianus Kogoya tak hanya memimpin kelompok bersenjata, tapi juga aktif dalam aktivitas ilegal lain seperti penanaman dan penjualan ganja. Keuntungan dari bisnis haram ini diduga digunakan untuk mendanai kegiatan KKB, termasuk pembelian senjata.
"Egianus menggunakan hasil dari penjualan ganja untuk mendukung operasional kelompoknya dan membeli persenjataan," tegas Brigjen Faizal. (*)